Posted on

Dibantu Atau Membantu?

Dibantu atau membantu?

————-

Tanpa membalas ucapan Putri, Pak Yono dan Bu Yuli segera menghampiri Putri. Polisi memberikan surat yang menyatakan penangkapan Putra sebagai tersangka penjual barang haram narkotika. Hampir pingsan, Bu Yuli tak percaya jika anak laki-lakinya bisa berbuat sejahat itu. Dengan keadaan pasrah, keluarga memperbolehkan polisi memeriksa seisi rumah. Melihat hati Ibunya hancur, Putri merasa marah dan kecewa kepada Kakaknya. 

Polisi tidak mendapatkan barang bukti di rumah Pak Yono. Memang Putra jarang berada dirumah. Namun Putri ingat, Putra memiliki sahabat yang selalu ia tumpangi rumahnya. Sahabat Putra bernama Reihan. Reihan tidak memiliki ayah dan ibu, di rumahnya ia hanya sendiri, tak ada pengawasan dari orang tua. Dan benar saja, ketika polisi mendatangi rumah Reihan, sekelompok geng Putra ada didalamnya. Mereka mencoba melarikan diri, namun gagal. Setelah bergelut bersama polisi, Putra dan gengnya ditahan dan terbukti sebagai pemakai dan kurir narkotika. Menurut pengakuan Putra, ia dipaksa melakukan pekerjaan ini karena memiliki hutang budi ke Reihan. Putra divonis hukuman seumur hidup atau hukum mati. Raut wajah Bu Yuli tidak bisa dibohongi, kecewa dan kesedihan yang mendalam terlihat jelas di mukanya. Setelah sidang selesai, ada satu oknum yang datang menghampiri keluarga Pak Yono. Oknum itu memberikan penawaran.

“Pak, Bu apa benar kalian orang tua dari Putra?”. Oknum bertanya

“Iya Pak benar, ada apa ya?” tanya Pak Yono.

“Begini Pak, anak Bapak dan Ibu termasuk ke pengguna juga, apalagi dia menjadi kurir karena paksaan. Kalau saran saya anak ibu bisa nantinya dipindahkan ke rehabilitasi. Sebenarnya anak ibu dan bapak hukumannya bisa diringankan, karena anak kalian hanya menjadi kurir yang disuruh mengantarkan bukan yang menjualnya. Namun itu semua membutuhkan biaya Pak, Bu”. Oknum tersebut memberikan penawaran.

“Maksud anda, anak saya bisa direhabilitasi saja? Tidak masuk penjara, begitu?”. Tanya Bu Yuli dengan raut wajah sedih dan bingung.

“Iya Bu benar, tapi itu semua membutuhkan biaya. Sekitar 1 miliar lah Bu. Tidak banyaklah demi anak”. Jawab si oknum.

“Maaf Pak, beri kami waktu ya. Kami butuh berfikir terlebih dahulu. Terima kasih, permisi.” Jawab Putri dengan tegas.

Putri dan kedua orang tuanya bergegas untuk pulang dan beristirahat. Putri ingat, besok ia dan komunitasnya akan menjalankan misi untuk membantu pendidikan bagi anak yang kurang mampu. Keesokan harinya, pagi hari Putri sudah siap bergegas memulai hari dengan rapat bersama komunitasnya. Bu Yuli hari ini tidak menjalankan aktivitasnya sebagai pengrajin, mungkin dia masih lelah dengan kejadian kemarin.

Selama rapat berjalan, sesekali Putri tampak diam memikirkan nasib Kakaknya. Namun Putri harus tetap fokus dengan rencana yang sudah diatur bersama komunitasnya. Di Indonesia, masih banyak masyarakat yang kurang mampu, dampaknya adalah terputusnya pendidikan anak. Putri berharap, komunitasnya mampu membantu seluruh penjuru Indonesia, bukan hanya di sekitar desa Putri saja.

“Jika boleh usul, kita bisa membuat proposal secara jelas dan rinci mengenai tujuan kita. Nantinya proposal itu bisa diberikan kepada donatur-donatur untuk menyumbangkan biaya pendidikan kepada yang membutuhkan”. Usul Putri.

“Menurutku cara tersebut sudah kuno Put, dan terlalu memakan banyak waktu. Apalagi tujuan kita ingin membantu seluruh penjuru Indonesia yang belum tersentuh bantuan pendidikan. Kita membutuhkan cara yang praktis, cepat dan efisien.” Raja memberikan pendapat.

Raja memberikan solusi dengan menggunakan sistem blockchain untuk membantu pendidikan anak di Indonesia. Dengan Pureheart yang menggunakan sistem blockchain akan membantu memberikan beasiswa kepada anak-anak kurang mampu sesuai dengan minatnya. PureHeart adalah salah satu aplikasi donasi pendidikan menggunakan sistem teknologi Blockchain yang memiliki sistem yang transparansi dan traceability sehingga para donatur dapat mengetahui setiap kegiatan PureHeart yang telah didonasikannya dalam membantu anak-anak Indonesia untuk menjadi penerus bangsa yang berpendidikan dan sukses.

Pureheart turut andil dalam membantu program pendidikan untuk mempersiapkan generasi-generasi terbaik penerus bangsa dan juga untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Jika anda ingin tahu lebih lanjut, silahkan cek website www.pureheart.ledgernow.com untuk informasi selengkapnya.

Dengan teknologi blockchain, semua pekerjaan bisa berjalan dengan praktis dan sistematis. Kita semua sepakat terkait bantuan pendidikan anak, Pureheart bisa membantu dengan mudah. Setelah rapat komunitas selesai, Putri bergegas pulang ke rumah diantar Raja. Jarak tempat rapat dan rumah Putri cukup dekat. Mereka berdua jalan menuju rumah Putri sambil bercerita mengenai permasalahan yang Putri alami. Raja hanya bisa memberi dukungan dan semangat. 

“Mau mampir dulu?” tanya Putri

“Iya Boleh”. Jawab Raja

Sesampainya dirumah, Putri memastikan bahwa Ibunya dalam keadaan yang baik-baik saja. Raja menunggu di teras rumah Putri, tak lama Putri datang membawakan air.

“Nih minum dulu”. Kata Putri.

“Iya makasih ya Put”. Jawab Raja.

Mereka berbincang hangat disusul dengan kedatangan Ibu Putri yang ikut bergabung. Tak lama saat itu, ada ibu muda datang dan bertanya dengan nada tinggi. Postur tubuhnya berisi, namun tidak gemuk. Dengan polesan lipstik merah menyala, dan baju yang super ketat. 

“Oh ini rumah Pak Yono? Kamu istrinya ya?? Perkenalkan, saya Merli. Kamu tau tidak, suamimu itu, main belakang dengan saya! Tapi karena suamimu bodoh, jadi berhasil lah saya untuk mengambil kesuksesan yang kamu miliki sekarang.” Kata Merli.

“Bisa dibicarakan secara baik-baik dulu Bu?” Tanya Raja menenangkan suasana.

Belum selesai dengan permasalahan yang menimpa Putra, Bu Yuli dan Putri kembali diterpa masalah keluarga. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Putri hanya bisa memeluk sang Ibu yang menangis. Suasana semakin tidak kondusif karena Bu Merli mengeluarkan surat rumah yang sudah dialihkan nama menjadi atas milik Bu Merli. Selang beberapa menit, Pak Yono datang dengan raut wajah kaget.

“Ayah, bisa Ayah jelaskan ini semua??!” tanya Putri dengan nada emosi

Episode 1 | Episode 2 ————- To Be Continue