Posted on

Aku Tak Mau Mengidap Penyakit Paru-Paru Karena Ulahmu

Sewaktu kuliah, aku jauh belajar hidup sendiri. Aku memilih menyewa kamar ukuran 3×4 dimana tempat untuk beristirahat usai menjalankan rutinitas. Tidak menyangka, ku menemukan teman baru dari berbagai pulau. Namun, yang tak kusangka tepat sebelah ku bertetangga dengan teman yang daerah asal yang sama. Hari terus berganti, ketika ingin pergi ke kampus ku sempatkan untuk mengunci pintu kamar ku, aku seperti menciup bau asap rokok sayangya aku tidak melihat siapa yang sedang merokok. Seiring berganti hari, bau asap rokok itu terus menerus ada, terasa begitu dekat dengan kamar ku. Setelah ku mengetahui bahwa teman sebelah kamar yang melakukannya. Penjaga kos dan pemilik sudah  menegurnya berkali-kali pun tampaknya ia menghiraukannya tanpa mempedulikan lingkungan kanan kirinya. 

Tidak kah kau menyadarinya bahwa merokok di sembarangan tempat, tak hanya berdampat buruk bagi kesehatan si perokok juga dampaknya akan dirasakan oleh sekitarnya yang menghirup bau asap rokok yang kau timbulkan. Merokok juga secara tak sadar merupakan tindakan bunuh diri sendiri secara perlahan. Apa kau tahu merokok disembarangan tempat akan mendapatkan sanksi denda Rp.50.000. peraturan itu tidak membuat perokok aktif tidak jera akan nominal denda yang dikenakan, mungkinkah jika nominal angka itu di revisi menjadi Rp. 500.000? 

Kesadaran dan kedisiplinan secara umum.  Itu yang menjadi masalah pada masyarakat di Indonesia. Biasakan untuk tidak merokok di sembarang tempat.  Menghormati hak orang lain juga menjadi sesuatu hal yang langka, sehingga pada akhirnya orang hanya mengikuti apa yang menjadi maunya saja. Bukan peraturan atau kesadaran yang ada. Bagi para perokok, hormatilah hak orang yang tidak merokok. Merokoklah pada tempat yang sudah ditentukan. Jangan memaksakan kehendak demi kenikmatan pribadi. Apabila ada larangan merokok, ya jangan merokok. Utamakan kenyamanan bersama ya saat berada di tempat umum ya? Ayo.. mulai sekarang untuk bertoleransi, sudah tahu disana bukan tempat khusus merokok, maka sebaiknya pindah dengan hal seperti itu kamu juga menyayangi orang di samping mu sekaligus dirimu sendiri.

 

More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/category/power-of-diversity/
Instagram : https://instagram.com/pureheartid/
 
Oleh : Audrey Aulivia
Instagram : @autaeya_
Posted on

Budaya Minum Kopi dan Persatuan

Kopi merupakan salah satu rempah yang banyak dihasilkan dari beberapa wilayah di indonesia. Biji kopi yang berbeda dengan masing-masing ciri khasnya membuat biji kopi di Indonesia sudah terkenal hingga ke luar negeri. Selain itu, budaya untuk berkumpul bersama sambil menikmati kopi rasanya sudah menjadi rutinitas sehingga tidak heran jika hampir di setiap wilayah di Indonesia terdapat warung kopi baik yang dikemas secara rumahan, jaman dulu maupun yang kekinian saat ini.

Umumnya, warung kopi akan selalu ramai dikunjungi. Bahkan mulai pagi hingga dini hari. Kopi pun menjadi budaya yang mendarah daging. Semua obrolan pun dimulai dari warung kopi. Mulai dari tua hingga muda, perempuan dan laki-laki. Di warung kopi, umumnya orang-orang bertemu kerabat untuk sekadar mengobrol. Perbincangan apapun dilontarkan, mulai dari hal serius sampai beberapa masalah sederhana. inilah sebab bibit keakraban yang menjadi budaya. Bukan cuma mengakrabkan, solusi hidup pun bisa ditemukan dengan ngopi. Yuk ngopi!

Dari cerita diatas, dapat diambil hikmahnya sebuah perbedaan dapat disatukan dengan hal yang sederhana tanpa melihat latar belakang yang ada. PureHeart mengajak kita untuk saling berbagi dan saling menghormati satu sama lain sepenuhnya tanpa adanya batasan-batasan yang ada selama ini melalui program #PowerOfDiversity 

Perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, dan persatuan adalah pondasi pembangunan bangsa. Aell berkomitmen untuk mendukung program #PowerOfDiversity dan mengajak masyarakat Indonesia menjaga persatuan. Informasi lebih lanjut tentang Aell dapat diakses di https://aell.co   

 

More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/category/power-of-diversity/
Instagram : https://www.instagram.com/pureheartid/ 

 

Posted on

Menghargai Cara Pandang Orang Lain

Sebagai seorang asing yang tinggal di luar negeri, salah satu dokumen yang harus dimiliki ialah asuransi kesehatan. Suatu kali saya pergi ke kantor asuransi untuk membelinya. Saya dilayani oleh seorang ibu yang sudah cukup berumur, yang dengan ramah melayani saya. Sambil mengisi data-data yang diperlukan, kami pun terlibat dalam percakapan meski beberapa pertanyaan yang dia ajukan tidak bisa saya tangkap karena dalam bahasa Polandia. Pembicaraan kami pun sampai pada soal makanan.

Si ibu itu dengan riang mengatakan bahwa kentang merupakan salah satu makanan kesukaannya. Saya pun mengiyakannya sambil mengatakan bahwa saya juga suka makan kentang meskipun tidak setiap hari. Namun, ketika saya mengatakan bahwa makanan kesukaan dan utama saya ialah nasi, si ibu langsung menunjukkan reaksi yang sedikit kurang simpatik. Saya pun hanya tersenyum karena menyadari kentang dan roti adalah makanan utama mereka, bukan nasi.

Sedikit pun saya tidak merasa tersinggung. Setiap suku bangsa memiliki keunikannya masing-masing. Lidah kita memang sama bentuknya, tapi soal makanan lidah kita juga tergantung pada suku atau lingkungan tempat kita hidup dan dibesarkan. Saya berasal dari Kalimantan Barat. Ada salah satu makanan khas di bumi Kalimantan, yakni tempoyak (makanan yang terbuat dari durian yang sudah matang, yang mengeluarkan aroma yang cukup menyengat). Saya menyukai makanan ini. Apalagi kalau masak ikan asam pedas lalu dicampur dengan tempoyak, maka akan menimbulkan aroma dan rasa tersendiri, yang tentu saja bagi sebagian orang akan menggugah selera makan.

Saya mengatakan bagi sebagian orang, karena tentu saja tidak semua orang menyukai makanan ini. Sekalipun bagi saya tempoyak itu sangat nikmat, saya tidak bisa memaksa orang lain untuk menyukainya. Kembali ke percakapan saya dengan ibu di atas. Bagi saya, percakapan tersebut bukan hanya soal makanan semata. Bukan hanya sebatas soal nasi dan kentang. Lebih dari itu, persoalan ini menyangkut pola pikir dan pola sikap terhadap orang lain. Untuk hendak mengatakan sebuah cara pandang yang menjadikan budaya, pola pikir, agama kelompok atau golongan sendiri sebagai tolak ukur dalam memandang orang lain.

Saya membayangkan seandainya semua orang punya cara berpikir seperti si ibu tersebut (meski di mata saya ibu tersebut tidak bermaksud merendahkan) betapa dunia kita akan selalu berada dalam ketegangan. Kita akan selalu bersitegang memperdebatkan pola pikir atau pola sikap mana yang paling benar. Sebagai hasil, kalau salah satu pihak sudah menganggap diri sebagai yang paling benar, lalu memandang rendah pihak lain, maka konflik pun sering tak dapat dihindarkan. 

Dari kisah diatas, dapat diambil hikmahnya sebuah perbedaan dapat disatukan dengan hal yang sederhana tanpa melihat latar belakang yang ada. PureHeart mengajak kita untuk saling berbagi dan saling menghormati satu sama lain sepenuhnya tanpa adanya batasan-batasan yang ada selama ini melalui program #PowerOfDiversity 

Perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, dan persatuan adalah pondasi pembangunan bangsa. Temindo berkomitmen untuk mendukung program #PowerOfDiversity dan mengajak masyarakat Indonesia menjaga persatuan. Informasi lebih lanjut tentang Temindo dapat diakses di https://temindo.com   

 

 

More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/menghargai-cara-pandang-orang-lain/
Instagram : https://instagram.com/pureheartid/

 

Posted on

Perbedaan yang Dipersatukan Oleh Cinta

Pernikahan seeorang warga negara asing dengan warga negara indonesia akhir-akhir ini sedang sering menjadi buah bibir dikalangan masyarakat, karena pasalnya bukan hanya menggabungkan dua individu yang berbeda tetapi juga menggabungkan segala aspek dalam kehidupan yang berbeda bahkan bertolak belakang antara satu sama lain menjadi satu kesatuan dalam wujud rumah tangga. Seperti halnya Christoper warga negara asing asal Amerika yang menikahi Fani wanita asal bugis, keduanya menikah pada hari sabtu (5/10) di Kelurahan Watubangga, Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Menariknya, kedua mempelai ini menikah dengan menggunakan adat bugis, bukan hanya kedua mempelai yang menggunakan pakaian adat Bugis, keluarga Christoper yang berwarga negara Amerika juga menggunakan pakaian adat Bugis. Mereka dengan senang hati mengenakan pakaian tersebut yang mereka anggap unik dan sangat menarik, mereka juga tidak keberatan menjalankan beberapa ritual adat bugis.

Ketika manusia mencintai satu sama lain maka perbedaan menjadi hal yang tidak terlalu berarti, perbedaan itu tentu ada tetapi bukan alasan untuk saling menjatuhkan satu sama lain, melainkan untuk saling melengkapi. #PowerOfDiversity

 

More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/category/power-of-diversity/

Instagram : https://instagram.com/pureheartid/

 

Oleh : Muharromah
Instagram : @Muraymhrrmh
Posted on

Beda Bola

Aku dan Bayu merupakan teman yang akrab semenjak kecil. Tidak hanya karena rumah kami yang jaraknya cukup berdekatan, kami berdua pun menuntut ilmu di sekolah yang sama dari semenjak TK hingga SMA. Tidak heran banyak kegemaran atau hobi kami yang terbilang sama. Salah satunya, aku dan Bayu sama-sama menyukai sepakbola. Setiap pulang dari sekolah, kami berdua beserta beberapa teman kami yang lainnya, selalu menyempatkan diri untuk bermain di lapangan yang letaknya tidak jauh dari sekolah. Walaupun hanya bermodalkan batu yang kemudian dijadikan tiang gawang dan bola berbahan plastik yang dibeli dari hasil patungan yang tidak seberapa, tapi kami selalu senang bermain sepakbola bersama walau hanya seadanya. Seringkali kami dimarahi orang tua kami karena sepatu kami yang cepat rusak. Kami sering mengingatkan satu sama lain untuk membawa sepatu olahraga, supaya sepatu kami tetap awet.

Tidak hanya bermain, kami berdua juga suka sekali menonton pertandingan sepakbola di televisi saat disiarkan secara langsung. Namun kali ini, kami memiliki idola klub sepakbola yang berbeda. Tiap pertandingan yang berlangsung, kami selalu menontonnya, siapa pun klubnya. Ada waktu di mana klub sepakbola kesayangan kami saling bertemu dan kami berdua semangat untuk menontonnya  bersama. Saat itu klub sepakbola kesayangan Bayu yang bermain di kandang, jadi akulah yang harus mengunjungi rumahnya. Sayangnya, pertandingan berakhir dengan klub kesayangan Bayu harus kalah 0-2 dari klub kesayanganku. Aku merasa tidak enak walaupun sebenarnya aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mengubah hasil pertandingan. Tapi ternyata dia menanggapinya dengan santai dan meyakini jika nanti klub kesayangan kita bertemu lagi, pasti klub kesayangannya akan membalas dan menang. Setelahnya kami berdua makan malam bersama.

Besarnya persamaan yang ada, pastilah akan selalu ada perbedaan walaupun hanya kecil. Menyukai dan meyakini suatu hal yang tidak sama bukan berarti pemisah atau pembeda, melainkan pembuka pandangan akan adanya keberagaman dalam pemikiran dan pendapat. Seperti halnya pertemananku dengan Bayu. Aku dan bayu masih berteman akrab hingga kini. Perbedaan klub bola kesayangan kami tidaklah membuat kami berpisah, justru membuat kami saling mendukung satu sama lain terhadap apa yang kami sukai dan kami yakini masing-masing.

Tag teman kamu yang memiliki kegemaran yang berbeda namun kalian masih tetap akrab hingga kini.

#PowerOfDiversity

 

 
 More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/category/power-of-diversity/

Instagram : https://instagram.com/pureheartid/

 

Oleh : GUIDHO GEOFANDI
Instagram : @ohdiug
Posted on

Toleransi Itu Mudah….

Di Indonesia yang penuh dengan keberagaman, mudah sekali menimbulkan perbedaan, baik pendapat maupun cara memahami sudut pandang dari hal ini perlu diperkenalkan dan dibiasakan sejak kecil salah satunya sikap toleransi. Salah satu cara bertoleransi itu mudah dan mencegah timbulnya perdebatan seperti dengan tetap membiarkan seseorang terhadap kebebasan mengutarakan berbagai ragam opini yang diutarakan di blog-blog atau social media. Berbagai persoalan muncul, segelintir orang ingin mengomentari saat ada viral kejadian sebuah  sekelompok masyarakat yang ingin meneguhkan dominasi atas kelompok lain dengan cara-cara yang justru mencederai toleransi itu sendiri. Maka, mengerti tentang kebebasan berpendapat itu penting untuk memahami toleransi.

Mari kita ambil contoh Nur Safitri, atau yang akrab disapa Mbak Fitche, pernah mengatakan jika yang waras terus mengalah, maka yang tidak waras akan terus merasa paling benar. Pernyataan ini bisa jadi renungan kita bersama. Di era milenial seperti sekarang ini, banyak pihak yang begitu gemar memposting pesan kebencian. Mengumbar kebencian yang begitu vulgar, menjadi pemandangan yang biasa di era teknologi yang serba canggih ini. Hanya karena persoalan kesalahpahaman, karena tidak ada niat untuk saling mengerti, bisa berujung pada saling bertikai satu dengan yang lain. Kalau sudah jadi pertikaian, media sosial mulai ramai membahas. Ada yang yang sesuai fakta ada yang tidak. Disinilah hoax itu akan mencoba mempengaruhi orang yang tingkat literasinya rendah.

Tidak boleh ada yang merasa paling benar, dan tidak boleh ada pihak yang dianggap paling tidak benar. Melawan kebencian di era milenial ini, tidak boleh dibalas dengan kebencian juga. Melawan kebencian harus dihadapi dengan cinta kasih. Mungkinkah?  #PowerOfDiversity

 
 More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/category/power-of-diversity/

Instagram : https://instagram.com/pureheartid/

 

Oleh : Audrey Aulivia
Instagram : @autaeya_
Posted on

Perbedaan dan Toleransi yang Menyatukan

Tiga setengah tahun lalu, sebuah keluarga di Italia memutuskan untuk menerima seorang pelajar pertukaran dari Indonesia yang berbeda agama untuk tinggal di rumah mereka selama setahun secara sukarela. Bagi orang-orang yang seringnya mengutamakan sesamanya saja, mungkin yang saya lakukan adalah sesuatu yang aneh.Tentunya ada perbedaan-perbedaan yang terlihat, mereka berkulit putih dan saya berkulit coklat, mereka biasa makan pasta dan saya terbiasa makan nasi, saya dan mereka menyembah Tuhan yang berbeda. 

Dalam keluarga yang sebagian sering disebut kaum minoritas, saya diperlakukan seperti anak sendiri. Tiap hari diantar jemput ke sekolah, dipastikan makan tiga kali sehari, diajarkan bahasa Italia dan selalu dibantu saat harus beradaptasi di lingkungan yang sangat asing bagiku.Pada saat itu, setelah makan malam saya ingat kali pertama meminta izin untuk beribadah. Saya dibuat sangat terharu ketika mereka menawarkan agar saya dan mereka berdoa bersama “supaya aku tidak berdoa sendiri” katanya. Saya tidak akan pernah lupa kejadian malam ini dimana aku belajar toleransi dari orang lain. Karena kenyataan di luar sana masih banyak intoleransi yang terjadi. 

Di kampus, di dunia maya, di televisi masih banyak orang yang secara langsung atau tidak langsung menyebarkan hate speech terhadap kaum atau agama lain. Kaum mayoritas seringkali beranggapan bahwa suatu atribut darinya adalah sesuatu yang umum, lalu ‘yang minoritas bisa menyesuaikan’. Tolong jangan menutup mata dan berpikir bahwa tempat ini hanya milik satu kelompok. Jika berbuat kebaikan adalah sesuatu yang sulit, setidaknya jangan buat dunia ini lebih buruk. 

Dari kisah diatas, dapat diambil hikmahnya sebuah perbedaan dapat disatukan dengan hal yang sederhana tanpa melihat latar belakang yang ada. PureHeart mengajak kita untuk saling berbagi dan saling menghormati satu sama lain sepenuhnya tanpa adanya batasan-batasan yang ada selama ini melalui program #PowerOfDiversity 

Perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, dan persatuan adalah pondasi pembangunan bangsa. LedgerNow berkomitmen untuk mendukung program #PowerOfDiversity dan mengajak masyarakat Indonesia menjaga persatuan. Informasi lebih lanjut tentang LedgerNow dapat diakses di https://ledgernow.com   

 

More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/perbedaan-dan-toleransi-yang-menyatukan/
 
Instagram : https://instagram.com/pureheartid/

 

Posted on

Tenggang rasa Tanpa Terhalang Perbedaan

Sore hari sepulang kerja, seperti biasa aku pergi ke halte untuk naik busway ke rumah. Bukan hal yang aneh apabila pada jam ini semua busway akan penuh dan sesak orang. Seperti biasa, setelah busway tujuan rumahku datang, aku bersyukur karna mendapat tempat untuk duduk. Lambat laun, suasana di busway menjadi sedikit agak longgar karna penumpang yang naik-turun. Ada pemandangan yang membuat aku terkesan hari ini di busway. Pada saat berhenti di halte, ada seorang ibu-ibu yang naik ke busway. Meskipun sedikit longgar, tapi semua kursi sudah penuh. 

Karena aku duduk jauh dari pintu dan ketika hendak berdiri menawarkan kursi ke ibu itu, rupanya ada seorang anak laki-laki memakai seragam sekolah yang menawarkan tempat duduknya untuk si ibu terlebih dahulu. Anak lelaki itu memegang  tangan si ibu dan mempersilahkannya duduk di kursi, sedangkan dia memilih untuk berdiri sambil mendengarkan musik di headset yang digunakan. sepanjang perjalanan aku hanya terdiam dan melihat si anak sambil memikirkan betapa indahnya jika setiap orang memiliki sikap tenggang rasa tanpa merasa terhalang oleh perbedaan yang ada.

Dari cerita diatas, coba kita merenung sebentar bahwa Tuhan menciptakan kita untuk saling mengasihi dan bersatu dalam perbedaan yang ada. PureHeart mengajak kita untuk saling berbagi dan saling menghormati satu sama lain sepenuhnya tanpa adanya batasan-batasan yang ada selama ini melalui program #PowerOfDiversity 

Perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, dan persatuan adalah pondasi pembangunan bangsa. PIE berkomitmen untuk mendukung program #PowerOfDiversity dan mengajak masyarakat Indonesia menjaga persatuan dan toleransi di kehidupan sehari-hari. Informasi lebih lanjut tentang PIE dapat diakses di https://pie.co.id   

 

More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/power-of-diversity/

Instagram : https://instagram.com/pureheartid/ 

Posted on

Menjaga Ritme dan Harmonisasi Makan Bersama

Duduk bersama di meja makan sambil bercerita tentang kegiatan sehari-hari atau rencana kegiatan besok. Dulu, hal ini menjadi rutinitas di keluargaku. Akan tetapi, semenjak aku dan adikku mulai sibuk sekolah dan seiring berjalannya waktu bermetamorfosa menjadikan kami sulit untuk melakukan rutinitas makan di meja bersama. Hanya ayahku yang masih tetap dan konsisten untuk makan di meja makan yang terbuat dari kayu jati di rumah kami. Makan bersama di meja makan memang terlihat sederhana namun sangat berarti. 

Sulit rasanya untuk menjaga ritme dan harmonisasi menyantap makanan bersama keluarga ketika persatuan dan kesatuan untuk duduk berkumpul di satu tempat bernama meja makan. Semua perbedaan perasaan, latar belakang, identitas akan menjadi satu dalam satu meja makan tanpa adanya batas perbedaan satu sama lain. Hal yang sederhana tapi sangat berarti ketika makan bersama bisa menjadi rutinitas di satu keluarga, satu sekolah maupun satu kantor tentu saja secara tidak langsung dapat menciptakan kerukunan sesama.

Dari kisah diatas, dapat diambil hikmahnya sebuah perbedaan dapat disatukan dengan hal yang sederhana tanpa melihat latar belakang yang ada. PureHeart mengajak kita untuk saling berbagi dan saling menghormati satu sama lain sepenuhnya tanpa adanya batasan-batasan yang ada selama ini melalui program #PowerOfDiversity 

Perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, dan persatuan adalah pondasi pembangunan bangsa. LedgerNow berkomitmen untuk mendukung program #PowerOfDiversity dan mengajak masyarakat Indonesia menjaga persatuan melalui sosial media dengan tidak terpengaruh oleh berita-berita yang tidak jelas sumbernya. Informasi lebih lanjut tentang LedgerNow dapat diakses di https://ledgernow.com   

 

More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/power-of-diversity/
Instagram : https://www.instagram.com/pureheartid/ 
Posted on

Terciptanya Kerukunan dari Toleransi Bersama

Beberapa tahun yang lalu, aku mengikuti program Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T). Saya mendapat tugas mengajar di Desa Wai Kela, Nusa Tenggara Timur. Hidup di lingkungan yang mayoritas berbeda dengan saya, tak lantas membuat saya yang minoritas merasa tersisih. Bahkan, mereka membuatkan tempat ibadah untuk saya agar lebih mudah beribadah. Saya beruntung berada di lingkungan yang di dalamnya ada ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. 

Adanya sikap saling menghargai dan saling menghormati di antara kami yang akhirnya menciptakan suasana yang rukun, tertib, dan damai. Perbedaan yang ada di antara kami tidak membuat kami terpecah belah. Justru hal inilah yang menjadi warna tersendiri dalam kehidupan kami. Kami bersatu padu melakukan berbagai kegiatan yang setidaknya bisa memberikan sumbangsih kecil bagi bangsa dan negara. 

Dari kisah diatas, dapat diambil hikmahnya bahwa tolong menolong tanpa melihat latar belakang maupun identitas dapat dilakukan siapapun dan secara tidak langsung dapat menciptakan kerukunan sesama. PureHeart mengajak kita untuk saling berbagi dan saling menghormati satu sama lain sepenuhnya tanpa adanya batasan-batasan yang ada selama ini melalui program #PowerOfDiversity 

Perbedaan bukanlah penghalang untuk bersatu, dan persatuan adalah pondasi pembangunan bangsa. VIE berkomitmen untuk mendukung program #PowerOfDiversity dan mengajak masyarakat Indonesia menjaga persatuan melalui sosial media dengan tidak terpengaruh oleh berita-berita yang tidak jelas sumbernya. Informasi lebih lanjut tentang VIE dapat diakses di https://vie.co.id   

 

More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/inspirasi-bingkisan-kecil-dari-abang-ojek/ 
Instagram : https://www.instagram.com/pureheartid/