Posted on

Kenikmatan Teripang Maluku

Memasuki musim libur Adit, Gilang, dan Sarah menghabiskan waktu liburan mereka untuk mengunjungi wisata di Pulau Ambon. Menurut mereka Pulau Ambon ini jarang dijadikan pilihan wisata bagi masyarakat, dan mereka ingin mengunjunginya untuk merasakan liburan yang lebih menantang. 

Di Pulau Ambon, Adit, Gilang dan Sarah tinggal rumah tante Sarah yang sudah lama merantau hidup di Ambon mengikuti suaminya yang dinas. Dengan menggunakan akomodasi dari tantenya, budget liburan mereka menjadi lebih hemat. Tante Sri memang cukup senang untuk bermain mengunjungi wisata-wisata di Maluku ini, sehingga liburan mereka menjadi lebih mudah dengan mengikuti rekomendasi-rekomendasi lokasi wisata dari tante Sri.

Tante Sri banyak merekomendasikan pantai-pantai yang masih sangat indah untuk di kunjungi, dan juga sangat estetik untuk berfoto-foto ria. Bahkan kita harus sampai membuat list perjalanan yang panjang untuk mengunjungi semua rekomendasi wisatanya. 

Selain lokasi wisata, hal yang sangat dinanti-nantikan adalah mencoba masakan kuliner timun laut yang jarang dikenali oleh masyarakat kota. Timun laut atau nama lain Teripang ini adalah hewan laut yang terlihat seperti ulat besar namun ternyata sangat baik untuk kesehatan. Tante Sari mengatakan anak kota harus mencicipi makanan ini untuk mencegah penyakit-penyakit dari makanan junk food yang sering dikonsumsi. 

Pertama kalinya mereka melihat bentuk Teripang, mereka ketakutan dan jijik dengan hewan satu ini. Bentuknya memang sangat tidak menyenangkan, namun siapa sangka jika sudah diolah dengan baik akan menciptakan cita rasa luar biasa. Tante Sri memang sering memesan Teripang untuk ia dan keluarganya konsumsi sehari-hari, dengan begitu mereka pun ikut mencicipi hewan laut satu ini. 

Tante Sri merupakan ibu rumah tangga, sehingga ia rajin membuat resep-resep masakan baru yang nikmat. Kali ini ia menyajikan Teripang tumis, dan Teripang sayur lemak, sebenarnya banyak masakan lainnya yang ia sajikan, namun menu utama yang disajikan adalah makanan olahan Teripang. Tante Sri sangat semangat menunggu respon Adit, Gilang dan Sarah untuk mereka mencoba Teripang pertama kalinya. 

Sarah awalnya ragu-ragu untuk mencicipinya, ia masih terbayang-bayang bentuk Teripang sebelum dimasak. Adit yang merasa segan dengan semangat tante Sri yang sudah repot-repot menyuguhkan makanan langsung mencoba mencicipi Teripang tumis dengan sesendok nasi. Respon Adit ternyata tidak diduga oleh kedua temannya, ia langsung mengambil banyak Teripang kedalam piringnya, ia menyarankan temannya untuk mencicipinya tanpa membayangkan bentuknya. Adit mengatakan Teripang tidak memiliki rasa khas yang menjijikan, teksturnya yang seperti jamur yang kenyal dan nikmat ditambah dengan bumbu tumisan masakan tante Sri. Gilang dan Sarah memberanikan diri ikut mencicipi Teripang tersebut, dan memang benar yang Adit katakan, Teripang nya tidak memiliki tekstur menjijikan, bahkan sangat nikmat dimakan dengan nasi panas dan bumbu masakan tante Sri. 

Melihat respon mereka tante Sri bangga dengan hasil olahan makanannya tidak mengecewakan, ia bahkan menyuruh mereka menambah nasi sebanyak mungkin. 

Tante Sri mengatakan kepada mereka jika Teripang ini cukup mahal harganya, meskipun bentuknya yang menjijikan ia memiliki harga yang fantastis, bahkan bisa mencapai jutaan rupiah untuk perkilonya. Adit, Gilang dan Sarah bersama kaget dengan harga yang disebutkan tante Sri, untuk jenis hewan seperti ini ternyata memiliki harga yang cukup mahal dan tante Sri masih saja ingin membelinya. 

Ternyata alasan tante Sri yang ingin membeli hewan laut satu ini adalah karena khasiat yang dikandung Teripang ini. Teripang yang memiliki berbagai kandungan gizi ini bahkan dapat mencegah kanker dan membuat kulit menjadi awet muda. Tante Sri memang sudah cukup lama mengkonsumsi Teripang ini, wajar saja keluarganya jarang sekali terkena penyakit serius, dan kulit tante Sri yang berseri meskipun ia tinggal di daerah pantai. Sarah juga mencari kandungan gizi Teripang melalui google, dan memang Teripang mengandung berbagai macam gizi yang jarang dimiliki hewan laut lainnya. 

Tante Sri sangat berharap masyarakat kota juga harus mencicipi Teripang ini, melihat banyaknya anak muda yang mudah terserang penyakit. Gilang sangat ini membantu penyebaran Teripang ini ke kota, kebetulan ayahnya yang bekerja dibidang teknologi supply chain berbasis blockchain sehingga akan lebih mudah bagi nelayan terkoneksi dengan konsumen di kota. 

Ledgernow yang berbasis teknologi blockchain memberikan fasilitas kepada nelayan teripang dalam mengolah teripang menggunakan teknologi modern yang memudahkan nelayan dalam mengolah teripang menjadi lebih higienis dan mudah. Teripang yang diolah dengan baik akan menjaga kualitas kandungan gizi teripang yang akan sangat baik untuk dikonsumsi. Teripang dengan kualitas yang baik ini yang nantinya akan dijual kepada konsumen dengan bantuan teknologi blockchain yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk memesan teripang-teripang berkualitas ini kepada nelayan berkualitas melalui Ledgernow. Ledgernow membantu menjaga kualitas teripang dengan baik untuk dapat diterima konsumen secara segar. Pengiriman barang menggunakan sistem teknologi blockchain yang mana datanya akan tersimpan secara otomatis dan dapat terpantau secara realtime dengan keamanan data yang terjaga. Ledgernow mendukung kesejahteraan nelayang teripang dalam membangun ekonomi nelayan-nelayan Indonesia dan perkembangan ekonomi nelayan. Klik link berikut untuk informasi lebih lengkapnya www.ledgernow.com 

Posted on

Hewan Bawah Laut Yang Menyehatkan

Mungkin masih banyak yang asing dengan salah satu hewan laut satu ini, Teripang. Seperti yang dialami Sarah dan Nadin saat berkunjung ke restoran berkunjung ke restoran chef Julian, itu adalah pertama kalinya mereka merasakan hewan laut ini. Teripang atau timun laut adalah hewan laut yang hidup didasar laut, Teripang menjadi hewan laut yang sangat jarang atau langka dijual dipasaran. Banyak yang menyangka Teripang adalah hewan yang menjijikan karena bentuknya yang seperti ulat berukuran besar. Namun siapa sangka Teripang adalah salah satu hewan laut yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Dengan olahan yang benar Teripang akan menjadi sumber gizi yang sangat baik untuk kesehatan manusia. Teripang memiliki kadar kalori yang rendah sehingga sangat baik untuk dikonsumsi untuk yang sedang menjalani diet. Selain rendah kalori Teripang juga mengandung berbagai vitamin seperti vitamin A, B2, B3, dan tinggi kandungan protein dan kadar antioksidannya dibanding spesies lainnya yang tentunya akan sangat baik untuk dikonsumsi sehari-hari. Dengan mengkonsumsi Teripang sehari-harinya akan membuat perut menjadi lebih cepat kenyang karena kandungan protein yang tinggi dari Teripang ini. Kandungan protein Teripang ini juga baik untuk menurunkan tekanan darah rendah dan memperkuat tulang. Teripang juga sering digunakan sebagai obat-obatan masyarakat China, karena khasiat gizi yang dikandungnya. 

Teripang mengandung Fenol dan Antioksidan Flavonoid yang berkhasiat untuk mengurangi radang atau inflamasi tubuh, kandungan gizi dari Teripang juga dapat berguna sebagai antitumor dan antifungal. Kandungan gizi Teripang ini tidak main-main, dengan mengkonsumsi Teripang sudah dapat memberikan banyak khasiat yang berlimpah untuk kesehatan tubuh. 

Untuk mengkonsumsi Teripang sendiri masih sedikit sulit untuk didapatkan karena masih kurangnya minat masyarakat dan kurangnya pengetahuan mengenai khasiat Teripang. Teripang biasanya dikonsumsi secara mentah atau dikeringkan dan dapat juga dicampurkan ke jenis makanan lainnya untuk menciptakan cita rasa yang beragam. Di Indonesia sendiri Teripang masing sangat langka, sangat sulit untuk mendapatkan jenis hewan laut ini dikarenakan masih sedikitnya minat budidaya Teripang di Indonesia. Populasi Teripang banyak ditemukan di Samudra Pasifik. Teripang sendiri sering dikonsumsi oleh masyarakat Asia dan Timur Tengah. 

Dengan terbentuknya minat budidaya Teripang bagi para petani-petani akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pinggir laut. Teripang yang kaya akan kandungan gizi dan khasiat yang berlimpah untuk kesehatan tentu akan banyak diminati bagi masyarakat kota. Melihat kini sulitnya bagi masyarakat kota mengkonsumsi makanan dengan kandungan tinggi protein akibat sulitnya supply ikan-ikan segar. 

Melihat kondisi sulitnya distribusi ikan laut kepada konsumen dengan lebih mudah, Ledgernow menghadirkan sistem supply yang lebih mudah dengan sistem berbasis blockchain dimana konsumen dapat secara mudah menentukan pilihan kualitas teripang yang diinginkan dengan aplikasi SSC yang sudah terdaftar kualitas terbaik teripang dari nelayan-nelayan yang sudah terdaftar oleh LedgernowLedgernow dalam menjaga kualitas teripang-teripang membantu para nelayan dalam menggunakan teknologi modern dalam menjaga kualitas teripang dalam pengolahannya agar tetap higienis.  Ledgernow juga membantu kesejahteraan nelayan teripang dalam mengembangkan penjualan teripang menjadi pengembangan ekonomi nelayan dan terjalinnya kesejahteraan nelayan Indonesia. 

LedgerNow hadir membantu nelayan Teripang terhubung dengan konsumen secara lebih mudah. Konsumen juga dapat dengan mudah mengetahui pembelian Teripang dengan harga realtime tanpa perlu repot mengunjungi lokasi penjualan Teripang (yang masih sulit di jangkau). LedgerNow dengan sistem berbasis blockchain memudahkan suppliers memesan teripang langsung kepada nelayan dengan harga yang disesuaikan dengan kualitas, dan proses pemesanan yang real time. Klik link tersebut untuk mempelajari selanjutnya https://www.ssc.co.id/

Posted on

Get To Know Sea Cucumbers

Today is Nadin’s birthday, as a good friend Sarah wants to make Nadin happy on his birthday by taking him to his favorite seafood restaurant. Then they go to a seafood place and choose their favorite menu, which is mussels. Sarah and Nadin are loyal customers at the seafood restaurant. At the beginning of each month they always choose to eat there just to appreciate themselves after a month of work. This makes Sarah and Nadin as customers with platinum members there that not everyone can get. 

At the time after choosing the menu, they were approached by chef Julian who offered a new menu which will be launched next month. They both gladly accepted the offer from the chef. However, how shocked they were when they saw the menu that came. The shape is not like fish, not like a shell, especially like squid. Nadin hestated to try it because of its shape looks like a large caterpillar. As the saying goes “Don’t judge a book by it’s cover” maybe this also applies for this dish. Even though the physical form is look like worm-like, but the taste when eaten is extraordinary. It tastes the same as when eating sashimi. Although it is a bit ticklish because of its chewy texture, this dish is very delicious when combined with a sauce made by chef Julian. 

Confused and amazed at the same time felt by Sarah and Nadin after trying the menu, Sarah finally ventured to ask chef Julian who had just smiled when he saw them observing the menu. Sea cucumbers have their names, Chef Julian says. Elliptical, sea cucumbers are known as sea cucumber in English. This title arises because of its shape which is similar to cucumber. Usually, sea cucumbers are sold in two types namely dry sea cucumbers and wet sea cucumbers. The processing of sea cucumbers is also not easy, there are several steps that must be done so that sea cucumbers can be consumed especially when we buy dried sea cucumbers. Before processing into food, sea cucumbers must be soaked in water first so that the texture is softer. 

“Then, for the immersion process is it only using ordinary water chef?” Nadin asked. ” 

” Of course, this sea cucumber processing process must use water that is really clean, “replied chef Julian.

The process of sea cucumber processing requires quite long, in addition it also needs enough extra attention in maintaining sea cucumbers during the immersion process. The water used should not be mixed with oil, salt or anything. If this happens, it can damage the tastes of sea cucumbers. During the immersion process, the water must be replaced routinely and the duration of the immersion process is very dependent on the quality of sea cucumbers. Sea cucumbers have a number of different qualities. If the sea cucumber has enlarged to double the size and has a soft and chewy texture, then the sea cucumber is ready to be processed.

Maybe it will be a little strange to most people when eating sea cucumbers. Just like Sarah and Nadin who just knew and understood the existence of food with sea cucumber raw materials. Out of curiosity they find out more about sea cucumbers. Who would have thought if sea cucumbers are quite popular abroad such as China, Singapore and Taiwan. Even Indonesia is considered as one of the biggest producers of sea cucumbers in the world because of the 650 species of sea cucumbers, 10% found in Indonesia is more interesting right?

Indonesia with its marine wealth and thousands of species that live in the sea is a gift to be thankful for. There are many species in the Indonesian sea which are not necessarily owned by other countries, one of which is sea cucumbers. This makes Indonesia has great potential, especially in terms of sea cucumber exports. However, behind it all, of course there is a struggle that must be done, especially the sea cucumber fishermen. The potential of sea cucumbers which are increasingly in demand will certainly increase the demand for sea cucumbers to the fishermen. Moreover, the price of sea cucumbers on the market can step on hundreds of thousands per kilogram and even per tail. It is conceivable that fishermen will surely improve their living standards.

But it is not as easy as imagined. Although the prices on the market are very expensive, but the fishermen get a fairly cheap price. This often happens because the quality of sea cucumbers produced is far from the expected quality. Naturally this happened because the fishermen were still traditionally processing sea cucumbers. Thus, consumers have difficulty getting sea cucumbers with good quality.

In improving the quality of sea cucumbers, Ledgernow helps provide convenience in maintaining the quality of sea cucumbers by using modern technology processing, so that sea cucumbers will continue to be maintained hygienic and contain properties. Sea cucumbers that have good quality will affect the price of sea cucumbers, which help sea cucumbers fishermen become more prosperous. In using the Ledgernow blockchain-based system helps fishermen, in the process of shipping sea cucumbers to consumers more effectively and reliably with data stored automatically and which can be tracked in realtime, so that consumers easily reach information on shipping goods.
Ledgernow together helps the welfare of fishermen in facilitating the process of selling sea cucumbers to consumers, with the ease of shipping and processing sea cucumbers. Quality sea cucumbers will provide a high price quantity. With the help of managing the sea cucumbers, this will be able to help raise the standard of living of the fishermen to be more developed. For more information, visit https://ssc.co.id/

Posted on

Mengenal Lebih Dekat Teripang

Hari ini adalah ulang tahun Nadin, sebagai teman yang baik Sarah ingin membuat Nadin senang di hari ulang tahunnya dengan mengajaknya makan ke restoran seafood kesukaannya. Kemudian mereka pergi ke tempat seafood dan memilih menu kesukaan mereka yaitu kerang dara. Sarah dan Nadin merupakan pelanggan setia di restoran seafood tersebut. Setiap awal bulan mereka selalu memilih untuk makan disana sekedar untuk mengapresiasi diri setelah sebulan bekerja. Hal ini menjadikan Sarah dan Nadin sebagai pelanggan dengan member platinum disana yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. 

Pada saat setelah memilih menu, mereka dihampiri oleh chef Julian yang menawarkan menu baru yang akan di launching bulan depan. Dengan senang hati mereka berdua menerima tawaran dari chef tersebut. Akan tetapi, betapa kagetnya mereka ketika melihat menu yang datang. Bentuknya tidak seperti ikan, tidak seperti kerang apalagi seperti cumi. Nadin merasa aneh jika harus mencobanya. Apalagi bentuknya terlihat seperti ulat yang besar. Seperti pepatah yang mengatakan “Jangan menilai orang dari sampulnya” mungkin hal ini juga bisa berlaku untuk menu ini. Meskipun bentuk fisiknya seperti itu, akan tetapi rasa ketika di makan sangat luar biasa (ga pernah makan). Rasanya sama seperti saat memakan sashimi. Meskipun agak geli karena teksturnya yang kenyal, akan tetapi menu ini sangat lezat ketika dipadukan dengan saus yang dibuat oleh chef Julian. 

Bingung sekaligus takjub yang dirasakan oleh Sarah dan Nadin setelah mencoba menu tersebut, akhirnya Sarah memberanikan diri bertanya kepada chef Julian yang dari tadi hanya tersenyum saat melihat mereka mengamati menu itu. Teripang namanya, begitu kata chef Julian. Berbentuk bulat panjang, teripang dikenal sebagai sea cucumber dalam Bahasa Inggris. Sebutan ini muncul karena bentuknya yang mirip dengan timun. Biasanya, teripang dijual dalam dua jenis yaitu teripang kering dan teripang basah. Proses pengolahan teripang juga tidak mudah, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar teripang dapat dikonsumsi apalagi ketika kita membeli teripang yang kering. Sebelum diolah menjadi makanan, teripang harus direndam terlebih dahulu dengan air agar teksturnya lebih lembut. 

“Lalu, untuk proses perendamannya apa hanya memakai air biasa chef?” tanya Nadin.” 

“Tentu saja, proses pengolahan teripang ini harus menggunakan air yang benar-benar bersih” jawab chef Julian.

Proses pengolahan teripang membutuhkan waktu yang cukup lama, selain itu juga perlu perhatian yang cukup ekstra dalam dalam menjaga teripang pada saat proses perendaman. Air yang digunakan tidak boleh dicampur dengan minyak, garam atau apapun. Jika hal ini terjadi, maka bisa merusak teripang. Selama proses perendaman, air harus rutin diganti dan lamanya proses perendaman sangat bergantung pada kualitas teripang. Teripang memang memiliki beberapa kualitas berbeda. Jika teripang sudah membesar hingga berukuran dua kali lipat dan memiliki tekstur yang lembut dan kenyal, maka teripang sudah siap untuk diolah.

Mungkin akan sedikit asing bagi kebanyakan orang saat memakan teripang. Sama seperti Sarah dan Nadin yang baru tahu dan mengerti adanya makanan dengan bahan baku teripang. Karena penasaran mereka mencari tahu lebih banyak tentang teripang. Siapa yang menyangka jika teripang cukup populer di luar negeri seperti Tiongkok, Singapura dan Taiwan. Bahkan Indonesia dianggap sebagai salah satu penghasil teripang terbesar di dunia karena dari 650 jenis spesies teripang, 10% terdapat di Indonesia semakin menarik bukan?

Indonesia dengan kekayaan lautnya dan beribu spesies yang hidup di laut merupakan anugerah yang patut untuk disyukuri. Ada banyak spesies di laut Indonesia yang belum tentu dimiliki oleh negara lain salah satunya teripang. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki potensi besar terutama dalam hal ekspor teripang. Akan tetapi, dibalik itu semua tentu saja ada perjuangan yang harus dilakukan terutama para nelayan teripang. Potensi teripang yang semakin banyak diminati tentu saja akan meningkatkan permintaan teripang kepada para nelayan. Apalagi harga teripang di pasaran bisa menginjak ratusan ribu per kilogram bahkan per ekornya. Bisa dibayangkan bahwa para nelayan pasti akan meningkat taraf hidupnya.

Akan tetapi hal itu tidak semudah dibayangkan. Meskipun harga di pasaran sangat mahal, tetapi para nelayan mendapat harga yang cukup murah. Hal ini sering terjadi karena kualitas teripang yang dihasilkan jauh dari mutu yang diharapkan. Wajar saja hal ini terjadi karena para nelayan masih secara tradisional dalam mengolah teripang. Sehingga, para konsumen kesulitan mendapatkan teripang dengan kualitas yang baik.

Dalam meningkatkan kualitas teripang, Ledgernow membantu memberikan kemudahan dalam menjaga kualitas teripang dengan menggunakan pengolahan teknologi modern, sehingga teripang yang akan terus terjaga higienis dan kandungan khasiatnya. Teripang yang memiliki kualitas yang baik akan berpengaruh pada harga teripang tersebut, yang membantu nelayan teripang menjadi lebih sejahtera.  Dalam menggunakan sistem berbasis blockchain Ledgernow membantu nelayan teripang dalam proses pengiriman teripang kepada konsumen dengan lebih efektif dan terpercaya dengan data yang tersimpan secara otomatis dan yang dapat dilacak secara realtime, sehingga konsumen mudah dalam menjangkau informasi pengiriman teripang. 

Ledgernow bersama membantu kesejahteraan nelayan dalam memudahkan proses penjualan teripang kepada konsumen, dengan kemudahan pengiriman dan pengolahan teripang. Teripang yang berkualitas akan memberikan kuantitas harga yang tinggi. Dengan terbantunya pengelolaan teripang-teripang ini akan mampu membantu menaikkan taraf kehidupan para nelayan teripang untuk lebih berkembang. Info selengkapnya kunjungi https://ssc.co.id/ 

Posted on

Tidak Ada Perlindungan Atas Keselamatan Kerja Nelayan

Rohmah yang masih duduk terpaku di depan pintu rumahnya, masih terus menatap kelautan menunggu suami nya dengan kapal biru laut kesayangannya sembari melambaikan tangan ke arahnya dengan mengatakan “dik, aku bawa banyak ikan”. Namun ternyata itu hanya imajinasinya saja. Sudah lebih dari 2 minggu suaminya tidak pulang-pulang ke rumah. Rohmah tidak tau apa yang terjadi dengan suaminya, biasanya suaminya selalu pulang 3x sehari dari melaut. tapi ini sudah 2 minggu tidak kembali. Rohmah sudah menanyakan kepada teman-teman suaminya sesama nelayan, tidak ada satupun yang melihat suaminya ataupun kapalnya. Bahkan bos suaminya pun tidak dapat membantu untuk mencari kabar suaminya “kamu bayangkan saja lautan ini begitu luas, gimana caranya kita bisa tau suami mu dimana dengan keterbatasan kami yang kami punya” celetuk pak darsa bos suaminya. Begitu banyak dugaan-dugaan menghampiri pikiran rohmah, ataukah suaminya terdampar dan tidak bisa pulang, atau mungkin suaminya sudah hilang di tengah laut dan di makan ikan hiu, semua dugaan itu terus terpikirkan olehnya, namun tetap saja tidak ada yang mampu mengkonfirmasi keadaan yang sebenarnya. 

Rohmah baru menikah dengan suaminya sekitar 3 tahun yang lalu, ia masih sangat muda saat menikah dengan suaminya. Umurnya baru 16 tahun saat itu. Rohmah memang belum dikaruniai seorang anak, namun ia merasa sangat bahagia dengan suaminya. Meskipun hidupnya pas-pasan tetapi suaminya selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepadanya. Setiap suaminya pergi melaut rohmah selalu merasa cemas karena laut begitu menyeramkan untuk menjadi pekerjaan, menurutnya hidup dan mati selalu ditaruhkan saat suaminya pergi melaut. Setiap Rohmah menyampaikan kekhawatirannya dan menyuruh suaminya mencari pekerjaan yang lain, suaminya selalu meyakinkannya bahwa tidak akan terjadi apa-apa. Namun saat ini apa yang ditakutkan oleh Rohmah terjadi. Ia tidak tahu harus kemana mengadu kejadian ini dan meminta perlindungan atas kejadian yang ditimpa olehnya. 

Suami rohmah merupakan nelayan yang juga lahir dari keluarga nelayan. Keluarganya sudah biasa hidup berpindah-pindah dari satu pantai ke pantai lainnya. Sehingga status mereka kan tidak jelas sebagai warga negara. Begitu pula suami rohma, suaminya tidak memiliki kartu identitas sebagai warga negara maupun kartu pekerja sebagai nelayan. Karena nelayan di desa ini memang tidak memiliki status yang jelas. Berbeda dengan nelayan-nelayan di pulau jawa yang beberapa sudah mulai memiliki kartu nelayan sehingga jika sesuatu terjadi pada mereka, akan ada asuransi yang akan melindungi keluarganya. Rohma pun menelepon orang tuanya di kampung. Menceritakan kondisi mas nya yang tidak pulang-pulang. Ibu dan ayahnya begitu khawatir dan sedih terlebih mengenai kondisi Rohma yang kini sedang tinggal sendiri. 

Rohma memberanikan diri untuk pergi ke kota ke dinas perikanan dan kelautan untuk mengadu kondisi suaminya yang sudah hilang selama hampir 3 minggu ini. Ia menuntut keadilan suami nya sebagai manusia dan pekerja di sektor perikanan agar ada upaya untuk pencarian. Rohma sudah merasa ikhlas jika memang suaminya sudah tiada. Namun ia tetap menginginkan sebuah kejelasan, ia masih berharap kalau suaminya masih hidup dan mungkin saat ini sedang terdampar di suatu pulau ataupun kehabisan bensin di tengah laut. Bagi Rohma semua kemungkinan itu masih ada dan ia menginginkan adanya bantuan untuk suaminya dari dinas perikanan dan kelautan daerahnya. Namun ternyata hasilnya nihil, lagi-lagi Rohma ditanyakan mengenai identitas suaminya dan suaminya tidak terdaftar sebagai warga desa ini dan juga nelayan dari desa ini. Rohma pun menangis meratapi kesedihan akan kondisi dimana tidak ada satu orang pun yang peduli dengan suaminya. Sebagai keluarga nelayan kecil, Rohma merasa begitu tidak ada keadilan untuknya dan suaminya. 

Itulah kondisi nelayan di Indonesia yang mayoritas belum memiliki kartu identitas sebagai perlindungan mereka dalam menjalani pekerjaan sebagai nelayan. Bukan karena nelayan lalai namun juga karena penerapan peraturan setiap daerah yang berbeda-berada, serta birokrasi yang rumit. Sehingga nelayan tidak teredukasi akan pentingnya kartu identitas dan keselamatan kerja. Untuk itu aplikasi nelayan dari Ledgernow akan membantu masyarakat nelayan untuk mendapatkan identitas dan perlindungan atas keselamatan kerjanya di lautan. Dan juga akan memberikan bantuan berupa kapal besar yang dapat digunakan secara berbarengan untuk meningkatkan produktivitas nelayan. Untuk tau lebih lengkap mengenai Ledgernow silahkan kunjungi link berikut https://www.ledgernow.com/.

Posted on

Sebuah Asa Dari Ijul

Ijul seorang anak difabel yang tidak dapat menggerakkan kaki dan tangan kirinya, ia merupakan salah satu contoh anak difabel di Indonesia ini. Ijul memang mempunyai keterbatasan secara fisik, namun tidak pada otaknya. Mengapa demikian? karena dirinya menguasai lima bahasa asing antaranya Bahasa Prancis, Jerman, Mandarin, Jepang dan Inggris. Ijul memiliki otak yang cepat menyerap informasi-informasi baru, inilah yang menjadikan dirinya cepat berkembang ditengah keterbatasan fisiknya. Hal yang membuat dirinya terus bersemangat dalam belajar adalah dukungan dari kedua orang tuanya. Menurutnya dirinya tidak akan sampai ke detik ini jika tanpa di support oleh kedua orang tuanya.

Bukan hanya menguasai lima Bahasa saja, dirinya juga pernah menjuarai karya ilmiah yang diadakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Awalnya dia merasa dirinya tidak berkompeten dalam mengikuti kegiatan ini, Ijul juga merasa tidak percaya diri karena menurutnya masih banyak orang lain yang tulisannya jauh lebih menarik dari miliknya, namun disinilah peran orang tua Ijul, mereka terus menyemangati dan membangkitkan rasa kepercayaan diri anaknya. Berkat semangat dari orang yang dia sayangi dirinya pun akhirnya memberanikan diri untuk mengikuti lomba karya ilmiah tersebut dan hal yang tak di duga-duga pun terjadi. Dia menjuarai karya ilmiah tersebut, awalnya dia merasa ada kesalahan dalam penilaian juri namun setelah dikonfirmasi oleh orang tuanya ternyata tidak ada kesalahan dalam penilaian. Menurut pihak juri, Ijul menang karena karya ilmiah yang ditulis menarik dan penelitian miliknya belum banyak dikembangkan sehingga para juri merasa tulisan milik Ijul layak untuk menjuarai kompetisi tersebut.

Orang tua Ijul merasa bangga akan prestasi yang Ijul dapatkan, mereka juga tidak mengira ternyata apa yang mereka lakukan merupakan langkah besar untuk merubah kehidupan Ijul. Karena memenangkan karya ilmiah tersebut Ijul mendapatkan penghargaan dan juga membawa uang tunai yang jumlahnya cukup besar. Ijul berpesan kepada orang tuanya bahwa setengah dari uang yang dia dapatkan dari menang perlombaan akan didonasikan kepada anak-anak difabel diluar sana yang kurang beruntung. Baginya berbagi untuk anak-anak sepertinya adalah hal yang harus dilakukan, Ijul berdonasi melalui aplikasi Pureheart. Menurut Ijul aplikasi ini aplikasi yang paling tepat untuk berdonasi, mengapa demikian? karena Ijul percaya Pureheart telah membangun anak Indonesia yang berkebutuhan khusus dan yang membutuhkan.

Posted on

Anak Nelayan yang Bercita-cita Menjadi Pemain Bola

Fitra seorang anak bertubuh mungil lari kesana kemari dengan lincahnya  sambil menggiring bola di kakinya. “gooooollllll” terdengar sorak suara meramaikan lapangan kecil beralaskan pasir putih yang kerap mengebulkan debu di setiap langkah.  Begitulah kemeriahan anak-anak pesisir kampung baru kab. Berau ini, setiap sore lahan kosong di pinggir pantai dijadikan lapangan bola ala ala mereka, dengan bermodalkan 2 tonggak kayu dan tali plastik yang menjadi pembatas gawangnya. Dan tidak kalah seru para ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah menyelesaikan kegiatannya kerap bersantai sembari menonton anak-anaknya bermain bola. Setiap gerak gerik anak-anak begitu lincah agar bisa membobol gawang lawan. Terlihat satu anak yang begitu menarik dengan tendangan-tendangannya yang selalu tepat sasaran. “gggooooolllll” lagi-lagi gol dicetak oleh Fitra. Fitra memang tidak pernah absen bermain bola setiap sore, setiap pulang sekolah dia selalu menyempatkan bermain membawa bolanya. Terlihat dia begitu menyukai bermain bola dan jago saat ia sudah bermain di lapangan. 

Sore itu langit semakin menguning dan perlahan matahari terlihat sudah semakin menipis menandakan malam segera tiba. Permainan bola kaki sudah usai, satu persatu anak-anak pulang ke rumahnya bersama orang tuanya yang mampir menonton dan ada yang pulang sendiri, Fitra lah salah satunya. Fitra tiba dirumah seperti biasa dengan badan penuh keringat dan menenteng bola berwarna orange kesayangannya hadiah dari pamannya saat pulang dari kota beberapa bulan lalu. Saat dirumah Fitra melihat ayahnya masih sibuk membersihkan kapalnya dan ibu sedang sibuk di dapur. Adik Fitra fokus menatap ke layar televisi. Suasana rumah begitu hening sama seperti biasanya. Ayah dan ibunya biasa memang akan lebih sibuk saat malam hari karena setiap ayah pulang melaut,  ibu baru memasak dari hasil yang dibawa ayah dan ayah biasanya sibuk membuat pukat atau alat pancing di malam hari untuk keperluan memancing besok hari. 

Saat jam makan malam tiba, seusai ibu memasak kami langsung berkumpul untuk makan bersama di depan TV. Saat seperti inilah kami baru bisa berkumpul bersama walaupun hanya dalam waktu singkat, setelah selesai makan pasti semua akan sibuk pada rutinitasnya masing-masing. Saat itu ayah bercerita tentang pukatnya yang hilang, ayah menduga ada orang yang sengaja mencurinya. “tapi untung masih bisa bawa buat pulang” kata ayah. “ayah aku mau jadi pemain bola yah” kata Fitra menimpali. “emang main bola bisa kasih makan?” kata ayah menjawab. “iya tapi aku suka bermain bola ayah, aku gak mau jadi melaut” Fitra pun berkata dengan lugas “kalo begitu kamu tidak bisa tinggal disini, kalo kamu masih tinggal di pesisir, kamu akan tetap harus jadi nelayan” jawab ayah lebih tegas. “yaudah aku akan pergi ke kota, aku mau ikut sekolah bola saja” kata Fitra tak mau kalah. “kamu kalo di kota mau tinggal dimana? lalu makan gimana? kamu kira kita punya banyak uang buat menanggung biaya itu” ayah menjawab. Fitra pun terdiam, tidak mampu membalas lagi. Dia merasa tertampar dengan keadaan bahwa ia tidak bisa menjadi pemain bola selamanya. 

Beberapa bulan kemudian, tampak sedikit beda. Fitra melihat ayahnya jarang sekali pulang ke rumah, sekarang ayah sudah 2 minggu tidak pulang dari melaut. Biasanya ayah selalu pulang setiap hari dan membawa ikan untuk dimasak oleh ibu. Setiap Fitra pulang dari bermain bola, ia tidak melihat ibu memasak lagi, bahkan makanan sudah terhidang di atas meja, dan ia bisa langsung makan tanpa perlu menahan lapar menunggu ibu selesai memasak. Seusai mandi, Fitra langsung mengambil piring, nasi dan  sepotong ikan. Fitra menghampiri ibunya yang sedang bersantai-santai menonton TV. “ibu” Sapa Fitra, “iya” jawab ibu. “bu, kok aku lihat ayah jarang pulang yah, ayah kemana bu?” Tanya Fitra. “ayah sekarang melautnya lama, kemarin teman ayah mengajak untuk gabung jadi pemakai aplikasi nelayan yang bakal di fasilitas kapal besar serta ikan-ikannya bisa langsung diambil di laut oleh kapal pengepul yang ada di pelabuhan. Jadi ayah gak perlu bolak balik ke daratan buat nyetor ikan” jawab ibu. “terus ibu dapat uang dari mana buat beli makan?” Tanya Fitra penasaran. “setelah ikan diambil sama kapal pengepul uangnya langsung masuk ke ATM dan ibu bisa langsung ambil buat belanja” jawab ibu. “oh gitu yah pantes ibu sekarang masaknya pagi” sambung Fitra. Begitulah aplikasi nelayan dari Ledgernow memberikan perubahan pada keluarga Fitra yang biasanya harus menahan lapar dulu sebelum makanan masak di malam hari karena ibu baru bisa belanja dan memasak setelah ayah pulang melaut. untuk tau lebih banyak mengenai Ledgernow silahkan kunjungi link berikut https://www.ledgernow.com/

Malam itu Fitra sedang membantu ayahnya membuat alat untuk memancing. Sudah 3 minggu Fitra tidak bertemu ayahnya yang bersifat dingin itu, dengan kondisi ayahnya yang jarang pulang membuat Fitra merasa rindu dengan ayahnya. Walaupun ayahnya begitu dingin, tapi Fitra bisa merasakan kasih sayang ayahnya dari setiap perjuangan ayahnya pergi melaut mencari uang untuk ia dan adiknya bisa makan. Merasa rindu dengan ayahnya membuat Fitra ingin membantu ayahnya yang seperti sedang sibuk membuat alat pancing. Sembari merangkai tali-tali, Fitra memulai pembicaraan “ayah ini buat apa?”, “ini buat nyimpan ikan” , “oh” jawab Fitra datar. “gimana kamu di sekolah?” Tanya ayah, “ya gitu aja yah?” jawab Fitra dengan rasa tidak percaya ayah menanyakan kegiatannya, “masih suka main bola?” Tanya ayah, “masih yah, tiap hari aku main bareng temen-temen disana tu” sambil menunjuk lapangan ala-ala yang dia buat bersama teman-temannya. “jadi mau sekolah bola?” Tanya ayah cuek. Fitra pun terkejut dan langsung menimpali “emang  bisa yah? Tanya Fitra tanpa semangat karena merasa itu hanyalah mimpi yang tidak mungkin tercapai. “kalo kamu bener-bener serius ayah akan carikan jalannya, kebetulan dari bos ayah mau kasih bantuan sekolah untuk anak-anak nelayan” kata ayah yang masih sibuk dengan pancingannya. Pureheart akan turut membantu memberikan beasiswa kepada anak-anak nelayan sesuai dengan minatnya, meskipun itu diluar bidang perikanan dan kelautan. Hal ini dilakukan sebagai komitmen untuk membantu anak-anak nelayan bisa mencapai cita-citanya dan berkembang. Untuk tau lebih lanjut soal pureheart silahkan kunjungi link berikut https://pureheart.ledgernow.com/

Posted on

Harapan Nelayan Untuk Mensejahterakan Hidupnya

Masyarakat pesisir dikenal sebagai salah satu penggerak ekonomi Indonesia dari sektor lautan. Dengan kekayaan sumber daya laut serta sumber daya perikanan hidup selaras dengan masyarakat yang tinggal disana. Kita sendiri pun tahu bahwa Indonesia adalah negara yang sebagian besar daerahnya merupakan area maritim dengan berbagai macam kekayaan yang terkandung di dalamnya. Namun, meskipun demikian masyarakat pesisir sekarang ini masih saja diterpa oleh masalah kemiskinan, sehingga membuat mereka harus bertahan hidup ditengah-tengah wilayah mereka yang memiliki hasil kekayaan sumber daya pesisir dan lautan yang melimpah ruah. Banyak sekali faktor yang membuat mereka harus hidup dalam garis kemiskinan, seperti contohnya masyarakat pesisir yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan yang sejatinya sekali melaut bisa menghasilkan banyak ikan maupun hasil laut lainnya namun hasil tangkapan mereka dibeli dengan harga yang rendah dan tidak sebanding dengan harga yang seharusnya dijual di pasaran. Mereka pun selalu berharap agar hidup mereka bisa sejahtera kedepannya.

Seperti halnya kisah berikut ini. Aku merupakan seorang mahasiswa jurusan perikanan salah satu universitas terkenal di Jakarta yang sedang melakukan praktek KKN di sebuah desa di pesisir pantai di wilayah Jawa Tengah. Aku pun disana bersama temanku Reza berencana meneliti tentang kesejahteraan nelayan di desa tersebut. Sesampainya di desa tersebut, aku sangat kaget karena tempatnya benar-benar kurang dari kata sejahtera. Kemudian kami berdua pun mulai melakukan riset dengan melakukan wawancara dengan nelayan setempat. “Pak, sudah berapa lama kira-kira bapak jadi nelayan?” Ujarku. “Yaa, kira-kira sudah hampir 10 tahun lah. Saya sebenarnya jadi nelayan karena tidak ada pilihan lain, kan potensi laut kita sangat besar harusnya jika diolah akan cukup untuk kebutuhan keluarga-keluarga disini.” Kata Pak Somad padaku. “Bagaimana kira-kira hasilnya pak?” Tambah Reza. “Yaa, gimana yaa, walaupun potensi laut kita sangat besar tapi gak sebanding dengan penghasilan kita nak. Tengkulak-tengkulak di pasar hanya menghargai ikan kita dengan harga yang murah, kita sih juga pengennya dihargain yang sesuai seperti pasaran. Padahal kalo kita jual langsung kita bisa sejahtera nak.” Pak Somad menambahkan. 

“Apa pemerintah pernah kasih bantuan pak?“ Kataku. “Hmmm pernah sih waktu itu dikasih modal kapal dari tengkulak dan sebenarnya itu bantuan dari pemerintah, lumayan lah waktu itu bisa dapat ikan banyak.” Kata Pak Somad. “Tapi ya gitu mereka main curang dengan ngasih kita kapal tapi harga ikan-ikan kita juga dimurahin, kita mah bisa apa kalau gak ada kapal kan kita gak bisa melaut.” Tambahnya. Pak Somad hanyalah nelayan kecil yang tidak lepas dari ketergantungannya kepada tengkulak. Untuk operasional kapal yang diberikan dari tengkulak pun biayanya cukup tinggi baik untuk perawatan kapal, bensin dan lain-lain. Penghasilan para nelayan ini pun hanya habis untuk biaya -biaya tersebut serta untuk kebutuhan sehari-hari. Cerita Pak Somad ini sangat mewakilkan perasaan para nelayan kecil yang merasa ditekan oleh keadaan. Hasil keuntungan dari tangkapan mereka yang melimpah lebih banyak dirasakan oleh tengkulak dan mereka ini pun hanya bisa sedikit merasakan keuntungan tersebut. Oleh sebab itu kita berdua pun berpikir untuk menemukan solusinya dan akhirnya Reza mempunyai ide untuk menerapkan sebuah teknologi Blockchain dalam sebuah aplikasi nelayan untuk membantu mereka mengefisiensikan serta memudahkan mereka dalam bekerja.

Hal ini pun seolah menjadi harapan bagi nelayan seperti Pak Somad. Dengan memungkinkan adanya integrasi data ke dalam satu sistem dan dapat mengefisienkan kinerja para nelayan ini, kedepannya ia dapat dengan mudah melihat titik-titik dimana lokasi yang terdapat banyak ikan. Ia juga dapat mengatur perencanaan dalam melaut seperti mendata awak kapal, persediaan logistik kapal dan bahkan bahan bakar yang akan dipergunakan. Lalu untuk mengurus perizinan kapal pun bisa dimudahkan dengan adanya teknologi ini. Hasil tangkapannya juga dapat langsung dijual kepada konsumen dengan harga yang sesuai tanpa harus melalui tengkulak. Melalui teknologi ini bisa menjawab harapan para nelayan seperti Pak Somad ini untuk hidup lebih sejahtera.

Dengan adanya aplikasi nelayan ini Pak Somad pun bisa lebih tenang dalam menghidupi istri serta anaknya yang baru memasuki bangku SMP. Anaknya yang sudah mulai beranjak menjadi remaja ini, sebenarnya hampir putus sekolah, namun tanpa kenal lelah Pak Somad mencari cara agar dapat menyekolahkan anaknya dengan layak karena ia tidak mau anaknya tersebut menjadi seperti dirinya yang tidak tamat sekolah dan akhirnya menjadi nelayan. Mayoritas anak-anak di desa ini memang tidak memiliki edukasi yang baik serta informasi akan pendidikan sehingga tidak melahirkan generasi penerus yang dapat berpikiran maju. Kami berdua pun juga mengajak Pak Somad untuk bekerjasama dengan Pureheart yang dimana memberikan program beasiswa full kepada para anak nelayan untuk dapat menempuh pendidikan formal secara layak seperti anak-anak lainnya yang berada di kota. Pak Somad pun gembira tentunya karena harapannya untuk dapat menyekolahkan anaknya sampai selesai bisa terwujud. Ia pun langsung mengarahkan anaknya untuk dapat melanjutkan pendidikan sekolah favorit yang ada di kabupaten dekat desa mereka agar anaknya bisa belajar dengan sungguh-sungguh dan bisa membawa ilmu yang baik demi mendongkrak kemajuan ekonomi keluarga. Pureheart turut andil dalam membantu program pendidikan untuk mempersiapkan generasi-generasi terbaik penerus bangsa dan juga untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Jika anda ingin tahu lebih lanjut, silahkan cek website www.pureheart.ledgernow.com untuk informasi selengkapnya.

Posted on

Keadilan Sosial Bagi Para Nelayan

Sekitar bulan November dan Desember merupakan bulan-bulan yang mungkin ditunggu oleh orang-orang, selain memasuki penghujung tahun bulan-bulan ini juga merupakan musim liburan sehingga orang-orang banyak yang menantikannya. Begitu juga bagi para nelayan yang tinggal di pesisir pantai, ketika bulan-bulan ini tiba mereka tampak senang karena sudah memasuki musim untuk panen ikan. Sorak sorai para nelayan mulai terlihat dari ramainya kapal-kapal yang berkumpul di lautan. Pada bulan-bulan ini ikan-ikan akan sangat mudah untuk ditemui karena ikan-ikan tersebut akan mudah muncul ke permukaan. Berbagai macam aktivitas bisa kita temui disana mulai dari penyetoran ikan, menimbang kuantitas ikan-ikan tersebut, penyortiran ikan, transaksi pembayaran sampai ke pengiriman ikan-ikan tersebut ke pasar maupun ke konsumen langsung. Bisa dibilang musim seperti ini merupakan musim yang amat mensejahterakan para nelayan karena bisa menghasilkan ikan yang banyak dari lautan.

Warga desa pesisir pun juga bagai kebanjiran rezeki, beberapa pemuda-pemuda disana mendapatkan pekerjaan tambahan sebagai tukang timbang, tukang angkut sampai menjaga keamanan di pasar ikan yang ada disana. Sangat terlihat aktivitas di desa nelayan ini yang begitu hidup dan aktif pada saat itu. Terlihat raut senyuman di setiap wajah para warga dan dengan gembira mereka bisa mengais rezeki dan bisa membawa pulang uang di genggamannya. Jika kita menelusurinya lebih jauh, maka akan muncul beberapa pertanyaan. Sebenarnya para nelayan ini hanya menyetor ikan-ikannya kepada satu pengepul atau tengkulak yang dimana menguasai sistem perputaran penjualan ikan serta uang disana. Disaat kita bisa melihat aktivitas timbang menimbang antara nelayan dan pengepul tersebut, kita bisa melihat para nelayan berbaris menunggu antrian untuk mendapatkan uang dari hasil tangkapannya. Namun yang sebenarnya terjadi adalah harga yang diberikan oleh para pengepul ini ke para nelayan untuk ikan-ikannya sangatlah murah dan bahkan jauh dari harga pasaran yang seharusnya bisa dijual. Hal ini bisa terjadi karena pengepul atau tengkulak tersebut memberikan modal ke para nelayan untuk melaut sehingga sebagai timbal baliknya harga hasil tangkapan para nelayan ini bisa dibayar murah oleh mereka, sungguh tidak adil bukan?

Kondisi seperti ini terus dialami nelayan selama bertahun-tahun, uang yang diterima mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari namun itu juga sangat pas-pasan. Seperti salah satu nelayan yang bernama Supri, ia sudah hampir 20 tahun bekerja sebagai nelayan dan hidupnya pun masih begitu-begitu saja. Ia setiap hari bekerja dengan giat namun hasilnya tidak sebanding dengan apa yang ia harapkan. “Dikasih harga berapa nih kira-kira?” Kata Supri. “Ini sih dapat 60 kilo, tapi paham kan saya cuma bisa kasih harga berapa per kilonya? Masih bagus saya kasih lebih ini.” Ucap sang tengkulak. Supri pun hanya bisa pasrah menerima keadaan ini, keadilan sosial bagi para nelayan yang diharapkannya sejak dulu hanya angan-angan belaka. Karena keterbatasan pengetahuan dan edukasi mereka tentang potensi pasar baik dari kualitas serta harga ikan, hal ini lah yang menjadi penyebab mereka bisa dimanfaatkan oleh para tengkulak ini.

Kondisi seperti inilah yang membuat aplikasi nelayan dari Ledgernow memiliki perhatian lebih terhadap kehidupan nelayan. Dengan menerapkan teknologi Blockchain dalam sebuah aplikasi nelayan tentunya dapat membantu untuk memudahkan mereka dalam bekerja. Seolah menjadi harapan bagi nelayan seperti Supri, kedepannya ia dapat dengan mudah melihat laporan laut serta kondisi cuaca disana, lalu juga titik-titik dimana lokasi yang terdapat banyak ikan. Ia juga dapat mengatur perencanaan dalam melaut seperti pendataan awak kapalnya, persediaan logistik kapal sampai bahan bakar yang akan dipergunakan. Lalu untuk mengurus perizinan kapal pun bisa dimudahkan dengan adanya teknologi ini. Tentunya hal ini berpengaruh ke hasil tangkapannya yang dimana ia bisa mendapatkan berbagai jenis-jenis ikan dengan kualitas yang terbaik dan ikannya pun bisa langsung ia jual ke konsumen dengan harga yang sesuai kualitas dan pasarannya. Dengan begini ia bisa bebas dari cengkraman tengkulak dan mendapatkan keadilan yang dapat mensejahterakan hidupnya serta para nelayan lain yang tinggal di pesisir.

Sebagian besar warga di desa pesisir ini memang hidup dengan memanfaatkan lautan sebagai penopang ekonomi keluarga. Anak-anak di desa tersebut pun dengan setia membantu ayah-ayah mereka untuk pergi melaut bahkan sampai mengorbankan pendidikannya. Seperti halnya Supri, ia pun juga awalnya membantu ayahnya dan kemudian pekerjaan ini diwariskan padanya sebagai penopang ekonomi keluarga. Mayoritas anak-anak di desa ini memang tidak memiliki edukasi yang baik serta informasi akan pendidikan sehingga hal ini lah yang membuat mereka mudah dipengaruhi orang serta dikendalikan, seperti contohnya para nelayan yang dikendalikan oleh tengkulak karena kurangnya edukasi tentang potensi pasar serta kualitas ikan. Maka dari itu Pureheart dengan program beasiswa full untuk pendidikan bisa membantu para anak-anak nelayan ini untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta edukasi yang baik. Pureheart berkontribusi untuk menciptakan kualitas anak-anak di desa nelayan melalui aktivitas-aktivitas serta program yang mengedukasi bagi mereka. Melihat hal ini, Supri pun ingin anaknya dapat menyelesaikan pendidikannya sampai selesai agar tidak menjadi seperti dirinya. Dengan mendapatkan pendidikan yang layak untuk anak-anak di desa tersebut tentunya memberikan dampak positif bagi keluarga para nelayan ini, selain memiliki edukasi yang baik dan cukup anak-anak di desa nelayan ini juga bisa melakukan kegiatan yang positif dan produktif. Jika ingin tahu lebih lanjut bisa kunjungi website https://pureheart.ledgernow.com/ untuk info selengkapnya.