Posted on

Anak Nelayan yang Bercita-cita Menjadi Pemain Bola

Fitra seorang anak bertubuh mungil lari kesana kemari dengan lincahnya  sambil menggiring bola di kakinya. “gooooollllll” terdengar sorak suara meramaikan lapangan kecil beralaskan pasir putih yang kerap mengebulkan debu di setiap langkah.  Begitulah kemeriahan anak-anak pesisir kampung baru kab. Berau ini, setiap sore lahan kosong di pinggir pantai dijadikan lapangan bola ala ala mereka, dengan bermodalkan 2 tonggak kayu dan tali plastik yang menjadi pembatas gawangnya. Dan tidak kalah seru para ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah menyelesaikan kegiatannya kerap bersantai sembari menonton anak-anaknya bermain bola. Setiap gerak gerik anak-anak begitu lincah agar bisa membobol gawang lawan. Terlihat satu anak yang begitu menarik dengan tendangan-tendangannya yang selalu tepat sasaran. “gggooooolllll” lagi-lagi gol dicetak oleh Fitra. Fitra memang tidak pernah absen bermain bola setiap sore, setiap pulang sekolah dia selalu menyempatkan bermain membawa bolanya. Terlihat dia begitu menyukai bermain bola dan jago saat ia sudah bermain di lapangan. 

Sore itu langit semakin menguning dan perlahan matahari terlihat sudah semakin menipis menandakan malam segera tiba. Permainan bola kaki sudah usai, satu persatu anak-anak pulang ke rumahnya bersama orang tuanya yang mampir menonton dan ada yang pulang sendiri, Fitra lah salah satunya. Fitra tiba dirumah seperti biasa dengan badan penuh keringat dan menenteng bola berwarna orange kesayangannya hadiah dari pamannya saat pulang dari kota beberapa bulan lalu. Saat dirumah Fitra melihat ayahnya masih sibuk membersihkan kapalnya dan ibu sedang sibuk di dapur. Adik Fitra fokus menatap ke layar televisi. Suasana rumah begitu hening sama seperti biasanya. Ayah dan ibunya biasa memang akan lebih sibuk saat malam hari karena setiap ayah pulang melaut,  ibu baru memasak dari hasil yang dibawa ayah dan ayah biasanya sibuk membuat pukat atau alat pancing di malam hari untuk keperluan memancing besok hari. 

Saat jam makan malam tiba, seusai ibu memasak kami langsung berkumpul untuk makan bersama di depan TV. Saat seperti inilah kami baru bisa berkumpul bersama walaupun hanya dalam waktu singkat, setelah selesai makan pasti semua akan sibuk pada rutinitasnya masing-masing. Saat itu ayah bercerita tentang pukatnya yang hilang, ayah menduga ada orang yang sengaja mencurinya. “tapi untung masih bisa bawa buat pulang” kata ayah. “ayah aku mau jadi pemain bola yah” kata Fitra menimpali. “emang main bola bisa kasih makan?” kata ayah menjawab. “iya tapi aku suka bermain bola ayah, aku gak mau jadi melaut” Fitra pun berkata dengan lugas “kalo begitu kamu tidak bisa tinggal disini, kalo kamu masih tinggal di pesisir, kamu akan tetap harus jadi nelayan” jawab ayah lebih tegas. “yaudah aku akan pergi ke kota, aku mau ikut sekolah bola saja” kata Fitra tak mau kalah. “kamu kalo di kota mau tinggal dimana? lalu makan gimana? kamu kira kita punya banyak uang buat menanggung biaya itu” ayah menjawab. Fitra pun terdiam, tidak mampu membalas lagi. Dia merasa tertampar dengan keadaan bahwa ia tidak bisa menjadi pemain bola selamanya. 

Beberapa bulan kemudian, tampak sedikit beda. Fitra melihat ayahnya jarang sekali pulang ke rumah, sekarang ayah sudah 2 minggu tidak pulang dari melaut. Biasanya ayah selalu pulang setiap hari dan membawa ikan untuk dimasak oleh ibu. Setiap Fitra pulang dari bermain bola, ia tidak melihat ibu memasak lagi, bahkan makanan sudah terhidang di atas meja, dan ia bisa langsung makan tanpa perlu menahan lapar menunggu ibu selesai memasak. Seusai mandi, Fitra langsung mengambil piring, nasi dan  sepotong ikan. Fitra menghampiri ibunya yang sedang bersantai-santai menonton TV. “ibu” Sapa Fitra, “iya” jawab ibu. “bu, kok aku lihat ayah jarang pulang yah, ayah kemana bu?” Tanya Fitra. “ayah sekarang melautnya lama, kemarin teman ayah mengajak untuk gabung jadi pemakai aplikasi nelayan yang bakal di fasilitas kapal besar serta ikan-ikannya bisa langsung diambil di laut oleh kapal pengepul yang ada di pelabuhan. Jadi ayah gak perlu bolak balik ke daratan buat nyetor ikan” jawab ibu. “terus ibu dapat uang dari mana buat beli makan?” Tanya Fitra penasaran. “setelah ikan diambil sama kapal pengepul uangnya langsung masuk ke ATM dan ibu bisa langsung ambil buat belanja” jawab ibu. “oh gitu yah pantes ibu sekarang masaknya pagi” sambung Fitra. Begitulah aplikasi nelayan dari Ledgernow memberikan perubahan pada keluarga Fitra yang biasanya harus menahan lapar dulu sebelum makanan masak di malam hari karena ibu baru bisa belanja dan memasak setelah ayah pulang melaut. untuk tau lebih banyak mengenai Ledgernow silahkan kunjungi link berikut https://www.ledgernow.com/

Malam itu Fitra sedang membantu ayahnya membuat alat untuk memancing. Sudah 3 minggu Fitra tidak bertemu ayahnya yang bersifat dingin itu, dengan kondisi ayahnya yang jarang pulang membuat Fitra merasa rindu dengan ayahnya. Walaupun ayahnya begitu dingin, tapi Fitra bisa merasakan kasih sayang ayahnya dari setiap perjuangan ayahnya pergi melaut mencari uang untuk ia dan adiknya bisa makan. Merasa rindu dengan ayahnya membuat Fitra ingin membantu ayahnya yang seperti sedang sibuk membuat alat pancing. Sembari merangkai tali-tali, Fitra memulai pembicaraan “ayah ini buat apa?”, “ini buat nyimpan ikan” , “oh” jawab Fitra datar. “gimana kamu di sekolah?” Tanya ayah, “ya gitu aja yah?” jawab Fitra dengan rasa tidak percaya ayah menanyakan kegiatannya, “masih suka main bola?” Tanya ayah, “masih yah, tiap hari aku main bareng temen-temen disana tu” sambil menunjuk lapangan ala-ala yang dia buat bersama teman-temannya. “jadi mau sekolah bola?” Tanya ayah cuek. Fitra pun terkejut dan langsung menimpali “emang  bisa yah? Tanya Fitra tanpa semangat karena merasa itu hanyalah mimpi yang tidak mungkin tercapai. “kalo kamu bener-bener serius ayah akan carikan jalannya, kebetulan dari bos ayah mau kasih bantuan sekolah untuk anak-anak nelayan” kata ayah yang masih sibuk dengan pancingannya. Pureheart akan turut membantu memberikan beasiswa kepada anak-anak nelayan sesuai dengan minatnya, meskipun itu diluar bidang perikanan dan kelautan. Hal ini dilakukan sebagai komitmen untuk membantu anak-anak nelayan bisa mencapai cita-citanya dan berkembang. Untuk tau lebih lanjut soal pureheart silahkan kunjungi link berikut https://pureheart.ledgernow.com/