Sewaktu Sekolah Dasar aku melihat ibu sering memberi makan kepada orang yang tidak ku kenal, penampilan orang tersebut lusuh dan tidak terurus. Saat malam tiba, sering kali orang itu tidur di depan toko bapak. Kemudian ibu bercerita kalau orang itu adalah gelandangan yang tidak memiliki siapa pun, aku iba melihat keadaannya yang tidak seberuntung aku. Padahal kita seumuran dan harusnya ia memakai seragam sekolah sepertiku.
Tidak lama, ibu dan bapak mengajak anak itu untuk tinggal bersama kami. Kami memberikan ia seragam sekolah yang sama seperti milikku, kami berbagi alat tulis yang sama, kami saling membantu saat menemukan kesulitan dan kami selalu bermain bersama baik di rumah maupun sekolah.
Saat ini, aku masih memanggilnya kakak dan ia akan selalu menjadi kakak ku. Ia sudah bekerja dan tidak pernah sekali pun merepotkan keluarga kami. Jika ditanya apa yang membuat ia tidak pernah merepotkan kami, jawabannya sama. Yaitu, ia ingat kebaikan ibu dan bapak yang selalu merawatnya sejak kecil, saat masih belum memiliki apa-apa.
Cerita tersebut menunjukkan bahwa Tuhan sebenarnya adil, namun cara Tuhan memperlihatkan keadilan itu berbeda-beda. Tuhan menciptakan manusia yang hidupnya kurang beruntung, agar kita yang jauh lebih beruntung dapat membantu mereka. Begitu pun sebaliknya, mereka yang diberi kehidupan kurang beruntung memiliki tugas sebagai pengingat si beruntung untuk lebih bersyukur dan saling membantu agar terciptanya kehidupan yang damai dan harmonis.
More Information
Power Of Diversity
https://pureheart.ledgernow.com/category/power-of-diversity/
Instagram : https://instagram.com/pureheartid/