Ahmad adalah seorang penjual ayam goreng di daerah Jakarta. Meski hidup pas-pasan, Ahmad secara rutin berdonasi membantu orang-orang yang membutuhkan. Ahmad saat ini membuka usaha warung makan ayam goreng di daerah Jakarta Utara. Berawal dari tugas cuci piring dan bersih-bersih, Ahmad memberanikan diri untuk memulai usaha ayam goreng sendiri. Ahmad berasal dari daerah Jawa Tengah. Karena dorongan dari teman-temannya, Ahmad akhirnya memutuskan untuk pergi merantau ke Jakarta. Di awal tahun 2010, Ahmad memulai bekerja di restoran. Karena tidak memiliki latar belakang memasak atau kuliner, Ahmad sempat ragu untuk ikut temannya bekerja di restoran karena dipikirannya saat itu tidak ada salahnya untuk mencoba.
Orang-orang yang belum memiliki pengalaman di bidang kuliner seperti Ahmad biasanya akan ditempatkan di bagian dapur. Ahmad pertama kali ditugaskan untuk bersih-bersih dapur dan mencuci piring. Selama bekerja di bagian dapur, Ahmad sesekali melihat bagaimana proses koki masak dan menyiapkan makanan. Dengan kata lain, Ahmad belajar memasak secara otodidak. Setelah 3 tahun bekerja di dapur, Ahmad mendapatkan training atau pelatihan untuk belajar memasak.
Meskipun bukan restoran yang besar, tempat kerja Ahmad memberikan pelajaran masak untuk dia dan teman-temannya. Dari situlah Ahmad semakin tertarik dengan keterampilan memasak. Awalnya hanya coba-coba, Ahmad justru ingin melanjutkan profesinya menjadi juru masak. Ahmad sempat berpindah dari satu restoran ke restoran lain. Ia pernah bekerja di restoran seafood selama 5 tahun dan bekerja di rumah makan bebek goreng sekitar 2 tahun. Ia juga pernah bekerja selama 2 tahun di warung makan ayam goreng. Karena ada suatu kendala, pemilik rumah makan ini tidak bisa meneruskan usahanya. Melihat peluang tersebut, Ahmad akhirnya memutuskan untuk melanjutkan usaha tersebut. Ahmad memulai usahanya menjadi penjual ayam goreng.
Berbagai cobaan dan masalah pasti ditemukan Ahmad saat berjualan ayam goreng. Ia bercerita bahwa ada saja orang yang tidak membayar pesanannya setelah makan. Namun, Ahmad berpikiran positif jika orang itu benar-benar lupa. Tak sedikit juga orang-orang yang lupa untuk membayar, keesokannya kembali untuk membayarkan makanannya. Ahmad selalu sabar dan tidak pernah mengeluh. Bagi Ahmad, rezeki sudah ada yang mengatur.
Meskipun hidup dengan pendapatan yang pas-pasan, Ahmad tidak pernah lupa untuk membagikan rezeki yang ia punya. Setiap harinya, Ahmad rajin berdonasi untuk bantu orang-orang yang sakit atau pembangunan masjid. Di tengah kesibukan berjualan, ia bisa dengan mudah membantu orang lain dengan cepat. Meskipun sedikit demi sedikit, Ahmad percaya bahwa bantuan yang ia berikan akan bermanfaat untuk mereka yang membutuhkan.
Ahmad tidak pernah takut kekurangan karena telah berdonasi. Menurut Ahmad banyak orang yang ingin berbagi tetapi selalu mengulur-ulur waktu. Jika ia menunggu sampai rezekinya berlebih, ia tidak akan pernah mulai untuk berdonasi.
“Kalau mau berbagi nunggu sampe rezeki berlebih kayaknya susah, soalnya kita kan gak pernah tau umur kita sampai kapan.” ujar Ahmad
Berbagi itu dapat menguntungkan berbagai piha, banyak orang yang terbantu dengan pemberian kita yang seadanya, dengan begitu PureHeart membantu orang-orang berbaik hati yang ingin mendonasikan penghasilannya untuk kebaikan anak-anak Indonesia dengan hal yang lebih bermanfaat dan berguna. Untuk itu PureHeart dengan sistem aplikasi blockchain yang membantu donatur mudah dalam mengetahui proses pengelolaan dana bantuan kepada anak-anak yang membutuhkan dengan sistem tracking yang realtime. Tidak perlu lagi takutnya dana yang disalah gunakan pihak tidak bertanggung jawab. Yuk lihat info selengkapnya mengenai PureHeart disini https://pureheart.ledgernow.com/