Posted on

Pendidikan mengubah impian menjadi kenyataan

Aku memang sudah lama menaruh curiga pada Rian, karna pernah suatu malam aku pergoki dia bertemu dengan orang yang Kakakku hutangi. Dan setiap aku ingin membayar hutang Kakakku, jumlah hutangnya selalu berkurang. Jika orang itu aku tanya, ia tidak ingin memberi tahu siapa yang membantuku melunasi hutang. Setelah ku ikuti dia diam-diam ternyata Rian bertemu dengan rentenir untuk membayar hutang milik Kakakku. Tanpa sepengetahuanku, Rian ikut membantu melunasi hutang milik Kakakku yang sudah meninggal. Dan terkejutnya aku mengetahui bahwa Rian diam-diam memiliki rasa cinta padaku, namun ia tidak ingin merusak hubunganku dan Reza. 

Biaya pendidikan kuliahnya terhambat, karena uang semesternya digunakan Rian untuk membantu melunasi hutang Kakakku. Namun Rian berjanji, bahwa tahun ini, ia akan menyelesaikan kuliahnya demi membahagiakan kedua orang tuanya. 

“Ternyata selama ini lo bantu gue ngelunasin utang alm Kakak gue ya”. Kata ku yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

“Sa, ngapain malem-malem disini? Ngikutin gue nih. Kangen ya sama gue?”. Jawab Rian sambil ngeles.

“Makasih ya yan, gue janji kalo gue ada uang gue cicil ganti. Lo janji ya sama gue ini yang terakhir bantu gue bayar hutang Kakak gue. Gue tau kok, lo pake uang semester buat bantu bayar hutang Kakak gue makanya kuliah lo jadi terhambat kan. Lo juga harus janji ya sama gue, tahun ini kuliah lo harus sudah selesai” Ku jawab sambil ku peluk Rian sebagai tanda ucapan terima kasih dan sayang sebagai sahabat ke dia. 

“Iya sa, santai aja sama gue. Gue kan sahabat lo, gue gak mau liat lo susah sendiri. Gue pasti janji kok, gue juga udah bosen ketemu dosen haha.” Rian menjawab dengan pelukan.

Setelah kami berpelukan seperti teletubies yang ingin berpisah, kami memutuskan untuk mencari makan di pinggir jalan kostan kami. Kostan kami berdua memang berdekatan, makanya saya tau jika Rian keluar malam. Saya bercerita bahwa di kantornya Reza akan mengadakan project untuk membantu pendidikan anak Indonesia. Reza dan Deva akan disatukan dalam project tersebut. Deva adalah sahabat Reza sejak SMA. Deva miliki masa lalu gagal menikah, ia ditinggal pasangannya karena pasangannya memilih perempuan lain. Padahal saat itu, Deva sudah bertunangan dan siap menikah. Namun semua rencana gagal dan membuat trauma. Deva juga mengenal dekat alm Kakakku, karena Deva adalah adik kelas Kakakku ketika Sma. Aku bercerita ke Rian, kalau terkadang aku tidak suka dengan sikap Deva yang selalu peluk-peluk Reza didepan umum bahkan pernah didepanku. Padahal Deva tau, disitu ada aku sebagai pacarnya dan Deva juga tau bahwa hubunganku dengan Reza sudah tidak main-main lagi. Sebelum aku menceritakan apa yang aku rasakan, aku sangat paham bahwa Rian sudah mengerti isi hatiku sesungguhnya.

“Santai aja Sa, gue tau kok Reza gak akan macem-macem. Lagian soal bantu pendidikan anak Indonesia lo gak nyuruh Reza buat bantu gue aja? Kan pendidikan gue lagi terhambat nih haha.” Jawab Rian sambil bercanda

“Hahaha bisa aja lo. Iya sih gue kan pacaran udah lama, seharusnya gue percaya sama Reza kalau mereka gak akan macem-macem.” Jawabku

“Iya sa, pendidikan itu penting loh, banyak anak-anak Indonesia yang ingin sekolah tapi ga ada biaya. Pendidikan itu mengubah impian menjadi kenyataan. Lagian teknologi sekarang udah canggih. Mereka bisa menggunakan sistem blockchain untuk mengumpulkan dana secara mudah.” Jawab Rian meyakinkanku

PureHeart salah satu aplikasi berbasis blockchain yang memudahkan perusahaan dalam membantu anak-anak Indonesia untuk menjadi penerus bangsa yang membanggakan dengan bantuan pendidikan dan lainnya yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan mereka. Banyak anak-anak Indonesia yang masih sulit mendapatkan bantuan dana dan pendidikan yang merata akibat sulitnya akses. PureHeart dengan sistem blockchain yang memiliki sistem transparansi terpercaya dan traceability yang tinggi sehingga perusahaan sebagai donatur tidak lagi perlu khawatir dengan laporan dana yang dapat terjangkau secara real time dan aman. Bantu anak-anak Indonesia lebih mudah mendapatkan pendidikan yang merata. Klik link berikut untuk informasi selengkapnya www.pureheart.ledgernow.com

“Makasih ya yan, lo emang sahabat gue yang paling baik. Selalu nasehatin gue yang baik dan melihat segala sesuatu hal dari segi positif”. Jawabku sambil meminum segelas teh panas.

“Oh Iya, yan gue mau tanya satu hal dan gue mohon lo jujur ya.” tegasku 

“Iyaa gue jujur.” Jawab Rian.

“Ada orang yang nanyain Reza ke gue soal kematian Kakak. Itu bukan 1 atau 2 orang aja loh yan. Tapi sekitar 5 orang. Dan gue ga tau mau jawab apa, karena emang gue gatau. Gue tanya ke Reza, dia malah jawab gaada apa-apa. Tapi gue tau mimik mukanya kayak ketakutan gitu. Lo tau sesuatu hal gak? Plis jawab jujur kegue. Lo kan sahabat gue.” Tanyaku dengan nada memohon.

Rian hanya bisa diam dan tidak ingin menjawab pertanyaanku. Tiba-tiba rentenir tadi masih berada di sekitar kita, dan mendengar percakapan ku dengan Reza. Rentenir tersebut langsung menghampiri kita dan berkata, “Loh kamu ga tau ceritanya? Reza tuh sama Kakakmu pernah make bareng. Cuman Reza sesekali aja, kalo Kakak mu mah sudah kecanduan. Makanya modyar. Ini dia juga masih ada hutang sama gue, tapi gak banyaklah sedikit lagi juga lunas”.

Syok mendengar pernyataan rentenir. Rian memberikan aku segelas teh hangat supaya aku tenang dan meminumnya. Sekita air mata turun dipipiku, aku merasa dibohongi. Tanpa rasa bersalah, rentenir itu pergi setelah memberi tau pernyataan yang membuatku terkejut. Aku hanya bisa menangis dan menyandarkan bahu ke sahabatku. Bagaimana bisa selama ini, Reza menyembunyikan hal yang sangat buruk di belakangku….

 

Episode 1 | Episode 2 ———– to be continue