Beberapa minggu terakhir dunia kesehatan digemparkan dengan ditemukan virus terbaru yang asal mulanya berasal dari Wuhan, China. Sejumlah orang di daerah Wuhan sudah teridentifikasi dan beberapa dinyatakan meninggal dunia akibat virus tersebut sedangkan sisanya masih dalam tahap isolasi. Penyebaran yang sangat cepat menjadikan virus Corona meluas di beberapa negara, bahkan sampai saat ini masih belum ditemukan vaksinnya. Setiap harinya jumlah korban semakin meningkat khususnya di China. Para masyarakat yang terinfeksi maupun masih suspect berbondong-bondong pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Hal ini menjadikan para tenaga medis selalu siap siaga dan berada di garda terdepan untuk memberikan pertolongan.
Pada saat kondisi seperti ini, para tenaga medis harus banyak menguras tenaga lebih untuk bisa memberikan pertolongan kepada para korban sehingga mereka harus bisa memastikan keselamatan mereka sendiri. Tenaga medis harus menjaga kesehatan dan diri sendiri agar tidak ikut tertular dengan virus corona. Salah satu hal yang dapat dilakukan mereka harus meluangkan waktu ditengah jadwal yang padat untuk menggunakan alat pelindung diri dengan benar.
Di tengah kondisi tersebut, seorang perawat di Wuhan berani mencukur rambutnya sampai habis. Tentu saja, hal ini tidak dengan mudah dilakukan apalagi bagi seorang wanita rambut adalah mahkota bagi mereka. Tapi lain dengan perawat yang bernama Shin Xia ini, dia mencukur rambutnya dengan tujuan untuk mempermudah dalam pekerjaannya. Selain itu, dia ingin memerangi virus Corona dengan menghindari infeksi silang dan keputusannya ini juga sangat menghemat waktu saat mengenakan maupun melepas pakaian selama menangani pasien yang terkena infeksi virus.
Sesuai dengan profesionalitas sebagai perawat yang mengedepankan sisi kemanusiaan, perawat ini melakukannya tanpa melihat siapa yang sedang dirawatnya ataupun darimana pasien tersebut berasal. Padahal resiko yang kemungkinan terjadi cukup besar bagi perawat itu, Hal ini sangat berharga dan tidak semua dapat melakukannya pada saat kondisi ini.
Kisah lainnya adalah seorang driver taksi online menyediakan pelayanan gratis untuk mengantar staff kesehatan ke Wuhan agar di sana mendapat pertolongan. Bahkan seorang warga Wuhan berani melanggar peraturan untuk keluar rumah demi menolong sesama warga untuk membawanya ke rumah sakit. Padahal, setelah virus Corona mewabah, warga kota Wuhan diperintahkan oleh pemerintah untuk tetap tinggal di dalam rumah dna menghindari orang asing. Selama berhari-hari sistem transportasi di Wuhan diisolasi dan layanan taksi dibatasi untuk mencegah penyebaran virus.
Kegigihan dan semangat untuk saling membantu sesama di tengah kondisi yang seharusnya tidak memungkinkan dan beresiko sangat tinggi, tidak menjadikan semangat mereka yang secara sukarela membantu menjadi redup. Tanpa melihat siapa yang ditolong, siapa yang diantar, berasal dari mana, sehat maupun terinfeksi virus mereka tetap membuka tangan untuk membantu. Saat ini mari kita lihat dari sisi lain di tengah sulitnya kondisi yang terjadi terdapat sisi kemanusiaan yang seharusnya dapat menjadi hikmah bagi kita semua. Sama halnya dengan PureHeart yang berkomitmen untuk selalu menjaga kerukunan dalam perbedaan tanpa memberi batasan-batasan yang memisahkan karena kita adalah satu. Sudah siap untuk membuka mata dan menebarkan kebaikan bersama?