Posted on

Perkembangan Teknologi untuk Hadapi COVID-19 (episode 1)

Awal tahun 2020 ini, masyarakat di seluruh dunia digemparkan dengan adanya temuan kasus virus bernama Corona atau yang disingkat dengan sebutan COVID-19. Virus tersebut pertama kali diberitakan muncul di salah satu kota di China, yakni Wuhan. COVID-19 kini menjadi wabah yang menyebar di banyak negara, begitu pula di Indonesia. Kasus wabah virus ini semakin bertambah setiap harinya di berbagai negara yang terkena imbasnya. Akibatnya, banyak rumah sakit yang kewalahan mengatasi membludaknya jumlah pasien, baik yang masih menjadi suspect, maupun yang sudah dinyatakan positif terjangkit virus tersebut. 

Mewabahnya COVID-19 juga membawa dampak bagi persediaan masker medis dan hand sanitizer. Masyarakat berbondong-bondong membeli barang tersebut sebagai upaya antisipasi penularan COVID-19. Sayangnya, wabah ini dijadikan peluang bisnis bagi produsen dan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menaikkan harga masker medis dan hand sanitizer. Harga yang tadinya sangat terjangkau, kini berubah menjadi sangat tidak masuk akal. Bahkan, kedua barang penting tersebut sudah mulai langka keberadaannya. Hal itulah yang dirasakan oleh Vania, seorang micro-influencer dari Kota Yogyakarta. Ia sangat paham bagaimana susahnya mencari masker medis dan hand sanitizer di berbagai pusat perbelanjaan dan apotek. 

“Kalo kayak begini, gimana ya nasib mereka yang kurang mampu? Beli bahan makanan aja susah, apalagi beli masker medis, sabun cuci tangan, dan hand sanitizer yang harganya aja melebihi harga bahan makanan.” ujar Vania.

“Iya, Van. Gila banget sih keadaan sekarang ini. Semua dimanfaatkan oleh mereka untuk dapat untung berkali-kali lipat. Kalau orang yang mampu ya oke, masih bisa mengusahakan ya.” balas temannya, Putri. 

“Kalau begini terus, ada kemungkinan besar mereka yang kurang mampu untuk beli barang-barang itu bakalan punya potensi yang lebih karena mereka gak bisa memproteksi diri mereka kayak yang dianjurkan WHO kan.” sambung Putri.

“Gimana kalau kita bantu mereka dengan cara kasih donasi barang-barang yang dibutuhkan?” tanya Vania.

“Boleh, tuh. Ajakin juga teman-teman sesama influencer mu untuk menyumbang juga. Supaya makin banyak yang berdonasi, semakin besar jangkauan penerima donasinya.”

“Oh ya, oke aku coba ajakin teman-teman yang lainnya ya.”

Setelah munculnya ide tersebut, Vania segera memberitahukan rencananya kepada teman-teman sesama influencer melalui grup WhatsApp mereka. Tidak butuh waktu yang lama untuk mengumpulkan donatur, Vania dan rekan-rekannya segera bertemu dan berdiskusi. Mereka akan memberikan donasi berupa masker medis 200 kotak, hand sanitizer 200 botol, dan sabun cuci tangan 100 saset. Sayangnya, mereka masih kebingungan menentukan kemana mereka harus memberikan donasi tersebut, karena mereka sendiri tidak tahu di mana lokasi yang paling besar kemungkinannya terjangkit COVID-19. 

“Apa iya kita harus ke Jakarta untuk menyalurkan donasi ini? Tapikan Jakarta lagi parah banget. Perkantoran dan sekolah saja sudah diminta untuk bekerja dari rumah, bahkan mall aja udah sepi.” tanya salah satu rekan Vania.

“Duh, jangan. Ntar kita yang bantu kasih donasi, kita juga terinfeksi. Kita harus jaga diri kita sendiri juga.” jawab Vania. 

“Aduh, kalian kenapa sih repot-repot mikirin itu? Kalian gak tau sekarang teknologi sudah semakin canggih? Ada lho namanya aplikasi Pure Heart. Ini adalah aplikasi khusus untuk investasi sosial berbasis blockchain. Jadi, nanti kita cuma kasih donasinya aja lalu yang mendistribusikan donasi kita itu ya Pure Heart ini. Kita gak perlu khawatir donasi kita akan disalahgunakan, karena donatur dapat mengetahui perkembangan donasi tersebut, seperti didonasikan kemana, berapa banyak, pokoknya sangat transparan deh!” jelas salah satu rekan Vania.

“Wah, boleh tuh dicoba. Jadi kita kasih donasi tanpa perlu datang langsung ke tempat dan tanpa perlu bingung mau didonasikan ke mana. Boleh banget nih. Kamu tolong urus ya bagian Pure Heart-nya!” 

Setelah semua kebutuhan selesai, termasuk juga kerjasama dengan Pure Heart, donasi mereka segera disalurkan. Tidak butuh waktu yang lama, dalam hitungan 3 hari, seluruh barang yang mereka donasikan sudah disalurkan ke tempat-tempat yang tepat. Mereka pun mendapatkan laporan terkait donasi yang mereka berikan itu dalam bentuk laporan digital yang diberikan oleh Pure Heart. Untuk mengetahui lebih lengkap tentang Pure Heart, klik link berikut ini https://www.pureheart.ledgernow.com 

Vania sangat senang dapat membantu mereka yang kesusahan untuk mendapatkan keperluan untuk memproteksi diri dari penularan COVID-19. Setelah mengenal Pure Heart, ia merasa ingin kembali berdonasi dan menggunakan aplikasi tersebut. Baginya, berdonasi tidak pernah semudah ini. Ia ingin uang yang ia dapatkan sebagai seorang micro-influencer juga digunakan untuk rutin beramal. Untuk mengatur keuangannya dengan baik, Vania juga menggunakan sebuah aplikasi bernama YONK yang membantunya mengatur transaksi dari berbagai akun bank agar Vania tidak kesusahan untuk mengontrol pemasukan dan pengeluarannya. Selain itu, ia juga memanfaatkan kecanggihan teknologi blockchain untuk melakukan tracking terhadap transaksi keuangannya dengan menggunakan sistem Fintrack. Mau tahu cerita lebih lengkapnya? Klik link-link berikut ini https://www.yonk.io https://www.fintrack.id

 

Episode 2 …

Posted on

Anak Desa Boleh Bermimpi dan Sukses -1-

Pagi ini aku melihat bentangan langit biru yang bersih, aku melihat banyak turis asing yang sedang berjemur di bawah cahaya matahari pagi. Aku berfikir kenapa turis-turis ini mengunjungi kampung ku, apa pekerjaan mereka di negaranya, aku duduk di atas pasir putih sambil menatap laut biru. Di tepi pantai banyak anak-anak berambut pirang berkulit putih sedang bermain istana pasir dengan tertawa gembira. Lanjut di samping aku melihat anak-anak kampungku sedang mengutip botol kaleng di tepi pantai. Itu juga yang aku lakukan ketika masih kecil, aku membantu ibu mencari botol bekas untuk di jual. Aku sering membaca buku di perpustakaan desa, salah satu buku yang ku baca mengatakan bahwa jika ingin kaya kamu harus kerja keras, karena usaha tidak menghianati hasil. 

Namun, aku tidak percaya dengan kata-kata itu, karena kami disini sudah sangat bekerja keras, dan tidak pernah malas. Namun kemiskinan makin parah setiap tahunnya. Aku belum pernah melihat daerah lain selain kampungku dan kampung sebelah, bahkan aku hanya pernah melihat pulau Jawa melalui tv di rumah kepala desa, aku tak percaya bahwa itu benar-benar Indonesia. Sungguh indahnya, jalanan penuh dengan aspal hitam yang mulus, di kampungku hanya ada beberapa jalan saja yang baru diaspal dan menjadi lokasi bermain anak-anak desa.

Rumah kami dikelilingi oleh pohon-pohon yang terlebih terlihat seperti hutan bagi kami. Rumah panggung sederhana yang cukup untuk melindungi kami dari panas dan hujan. Dulunya jika menjelang malam hari kami hanya menggunakan lilin yang cukup menerangi waktu makan dan belajar anak-anak desa. Namun kini kita mendapatkan bantuan peminjaman dana untuk memasang panel surya di beberapa tempat. Cukup untuk menerangi gelapnya malam diantara pohon-pohon besar yang cukup seram. Untunglah kami dikenalkan dengan teknologi REEF yang membantu keluarga-keluarga didesa kami. 

Masyarakat di desaku banyak yang berprofesi sebagai nelayan ataupun buruh. Kami hidup dari bekal  kerja keras dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang kaya raya. Selain sulitnya pekerjaan selain menjadi buruh, pendidikan di desaku ini juga masih sulit dijangkau. Banyak yang harus putus sekolah karena tidak mampu, dan pendidikan yang masih sangat minim sistemnya.  

Beruntungnya aku bisa lulus sekolah menengah atas. Aku cukup rajin belajar di sekolah, beberapa kali aku mendapatkan rangking pertama di sekolah. Semangatku ingin menjadi orang sukses yang dapat membantu perekonomian di desa ku ini. Mimpiku cukup tinggi, namun akan aku gapai sedikit demi sedikit meskipun berasal dari keluarga miskin.

Banyak anak-anak di kampungku tidak melanjutkan sekolah karena harus membantu orang tua mereka bekerja, meskipun keadaan ekonomi yang sulit di desaku, namun warga desa kami sangat menikmati kehidupan mereka, anak-anak yang bermain di sore hari bersama teman-temannya, dan ibu-bu desa yang berkumpul kadang sambil membuat kerajinan traditional. Oleh karena itu karena warga yang kompak satu sama lain, desaku ini menjadi aman dari tindakan kriminal. Meskipun begitu para pekerja di desa tidak mendapatkan upah yang sesuai dengan kebutuhan pokok yang semakin mahal, harus hidup dengan serba kehematan dan seadanya akibat upah yang minimal. Belum lagi akses pendidikan yang terbatas, rumah sakit terbatas, infrastruktur terbatas, semua dengan keterbatasan. Bayangkan saja gaji guru honorer di kampungku cuma 500 ribu, dan di bayar 3 bulan 1 kali, apakah itu wajar? Sangat tidak wajar. Bagaimana guru-guru bisa bertahan hidup dengan keadaan seperti itu. Tapi disini sudah sangat wajar seperti itu banyak warga kampung kami yang menjadi TKI di negara orang karena tidak sanggup melihat keadaan yang sangat miskin, bukan kami tidak mau bekerja tetapi memang pekerjaan yang tidak ada. 

Belum lagi jika musim kemarau, air bersih sangat sulit ditemukan, anak-anak sebelum pergi sekolah mereka harus mendaki bukit dulu untuk mengambil air untuk dikonsumsi sehari-hari. Sedih rasanya di tempat banyak turis datang dengan gembira dibalik itu banyak masyarakat sekitar yang menderita akibat kemiskinan. Aku 3 bersaudara, 2 orang saudara ku sedang pergi merantau ke Malaysia untuk mencari pekerjaan. Temanku yang menjadi TKI di Jepang juga mengajak aku untuk ikut bersamanya mencari rezeki yang lebih layak, karena aku harus membantu ibu yang sedang sakit. Bapaku masih bekerja menjadi petani ubi, hanya ubi yang bisa ditanam dan tidak mengeluarkan uang yang banyak. setelah ubi di panen ubi itu akan di oleh menjadi tepung lalu akan di jual. Mata pencaharian masyarakat disini rata-rata menjadi buruh nelayan dan menjadi petani ubi. 

Namun nasib baik akan selalu datang diwaktu yang tepat, doa-doaku selama ini akhirnya dipanjatkan oleh Tuhan, Sardo teman baikku sejak dulu menjadi jawaban atas doa-doaku… 

 

Episode 2…

Posted on

Pelecehan Seksual Pada Anak Sering Terjadi, Kenapa Bisa?

Pelecehan seksual merupakan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan dan mengacu pada perbuatan seksual. Bukan hanya menyentuh, bahkan menatap dengan penuh nafsu atau menampilkan bahan pornografi sudah dapat dikategorikan dalam tindakan ini. Apabila dibiarkan secara terus-menerus, pelecehan seksual ini beresiko besar untuk menjadi kekerasan seksual. Pelecehan seksual seakan tidak pernah hilang kasusnya di Indonesia. Rata-rata korban pelecehan seksual hanya bisa terdiam atau menghindar sebisa mungkin. Mirisnya, para pelaku pelecehan berasal dari keluarga atau kerabat dekat dan korban masih dibawah umur dan masih berstatus sebagai pelajar. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2015 menunjukkan, dari 1.726 kasus pelecehan seksual yang terjadi, sekitar 58 persennya dialami anak-anak.

Rina yang namanya disamarkan, berstatus sebagai pelajar berusia 13 tahun pernah menjadi korban pelecehan seksual di lingkungan keluarganya. Dia dilecehkan oleh Kakak kandung laki-laki yang biasa dipanggil Abang. Begitu dekat lingkup korban dengan pelaku. Setelah mendapatkan perlakukan tidak pantas yang dilakukan Abangnya, Rina menjadi anak yang pemurung. Dia tidak suka bertemu orang banyak dan menjadi pendiam. Padahal Rina dikenal sebagai anak yang aktif, dan memiliki banyak teman disekolah maupun dirumah. Sejak kejadian itu, Rina berubah 180 derajat. Rina tidak berani untuk bercerita kepada kedua orang tuanya. Pendidikan Rina jelas terganggu. Nilai yang turun drastis, mengharuskan Rina untuk tinggal kelas. Tidak ada semangat lagi didalam diri Rina. Rina memutuskan untuk berhenti sekolah, selain karena semangat belajarnya menurun orang tua Rina tidak memiliki biaya lagi untuk membayar biaya sekolah Rina. Seharusnya orang tua menjadi peran penting dalam tumbuh kembang anak. 

Orang tua Rina adalah pekerja yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing dan pulang hampir setiap hari larut malam. Keadaan ekonomi yang memprihatinkan yang menyebabkan orang tua Rina harus kerja banting tulang, tak kenal pagi dan malam agar kebutuhan anak terpenuhi. Ayah Rina bekerja sebagai pemulung, dan Ibu Rina sebagai Asisten Rumah Tangga. Namun tak ada pengawasan dalam lingkungan keluarganya, yang menyebabkan hancurnya masa depan anak. Itulah yang menyebabkan kelakuan becat Abang terjadi, karena kurangnya pengawasan serta edukasi seks di keluarga. Padahal banyak potensi yang ada didalam diri Rina. Memang untuk biaya sekolah sudah ditanggung oleh Pemerintah, tapi untuk biaya buku dan seragam itu kewajiban yang harus dipenuhi dengan biaya sendiri. Semenjak putus sekolah 1 tahun lalu karena kasus pelecehan yang terjadi pada dirinya, Rina akhirnya berani bercerita ke orang tuanya mengenai yang sudah terjadi padanya. Orang tua Rina hanya bisa bersedih dan meminta Rina untuk memaafkan abangnya. Lingkungan pergaulan yang tidak mendukung yang menyebabkan perilaku abang buruk. Rina juga ingin melanjutkan pendidikannya. Kurangnya pendidikan pada orang tua Rina, yang menyebabkan pergaulan Abang menjadi tidak terkendali.  Pendidikan memang menjadi landasan penting agar kita bisa melahirkan generasi berkualitas.

Keinginan Rina disambut baik oleh kedua orang tuanya. Namun karena terhambat dan Rina hanya bisa berdoa dan berjuang agar bisa kembali bersekolah. Doa Rina akhirnya terwujud. Rina bisa bersekolah kembali dengan bantuan aplikasi Pure Heart. Bukan hanya Rina saja, tapi teman-teman dekat lingkungan Rina yang putus sekolah juga bisa melanjutkan sekolahnya dengan bantuan Pureheart. Rina juga dibimbing mental dan psikologisnya agar tidak mengalami trauma berlebih. Bimbingan dari para psikolog sangat membantu untuk mengembalikan keceriaan dan keaktifan Rina dalam bersosialisasi. Abang juga bisa melanjutkan pendidikannya dan diberi arahan mengenai pengetahuan seksual. Mengingat usia Abang yang tak jauh dari usia Rina yang masih membutuhkan pendidikan. Perlu dipahami, menikah dan memiliki anak bukan hanya siap dari segi keuangan atau segi usia, namun siap mengajarkan dan membimbing mereka agar tumbuh menjadi generasi yang berkualitas. 

PureHeart salah satu aplikasi berbasis blockchain yang memudahkan perusahaan dalam membantu anak-anak Indonesia untuk menjadi penerus bangsa yang membanggakan dengan bantuan pendidikan dan lainnya yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan mereka. Banyak anak-anak Indonesia yang masih sulit mendapatkan bantuan dana dan pendidikan yang merata akibat sulitnya akses. PureHeart dengan sistem blockchain yang memiliki sistem transparansi terpercaya dan traceability yang tinggi sehingga perusahaan sebagai donatur tidak lagi perlu khawatir dengan laporan dana yang dapat terjangkau secara real time dan aman. Bantu anak-anak Indonesia lebih mudah mendapatkan pendidikan yang merata. Klik link berikut untuk informasi selengkapnya www.pureheart.ledgernow.com

Posted on

Penjual Ayam Goreng yang Rajin untuk Berbagi Kebaikan

Ahmad adalah seorang penjual ayam goreng di daerah Jakarta. Meski hidup pas-pasan, Ahmad secara rutin berdonasi membantu orang-orang yang membutuhkan. Ahmad saat ini membuka usaha warung makan ayam goreng di daerah Jakarta Utara. Berawal dari tugas cuci piring dan bersih-bersih, Ahmad memberanikan diri untuk memulai usaha ayam goreng sendiri. Ahmad berasal dari daerah Jawa Tengah. Karena dorongan dari teman-temannya, Ahmad akhirnya memutuskan untuk pergi merantau ke Jakarta. Di awal tahun 2010, Ahmad memulai bekerja di restoran. Karena tidak memiliki latar belakang memasak atau kuliner, Ahmad sempat ragu untuk ikut temannya bekerja di restoran karena dipikirannya saat itu tidak ada salahnya untuk mencoba.

Orang-orang yang belum memiliki pengalaman di bidang kuliner seperti Ahmad biasanya akan ditempatkan di bagian dapur. Ahmad pertama kali ditugaskan untuk bersih-bersih dapur dan mencuci piring. Selama bekerja di bagian dapur, Ahmad sesekali melihat bagaimana proses koki masak dan menyiapkan makanan. Dengan kata lain, Ahmad belajar memasak secara otodidak. Setelah 3 tahun bekerja di dapur, Ahmad mendapatkan training atau pelatihan untuk belajar memasak.

Meskipun bukan restoran yang besar, tempat kerja Ahmad memberikan pelajaran masak untuk dia dan teman-temannya. Dari situlah Ahmad semakin tertarik dengan keterampilan memasak. Awalnya hanya coba-coba, Ahmad justru ingin melanjutkan profesinya menjadi juru masak. Ahmad sempat berpindah dari satu restoran ke restoran lain. Ia pernah bekerja di restoran seafood selama 5 tahun dan bekerja di rumah makan bebek goreng sekitar 2 tahun. Ia juga pernah bekerja selama  2 tahun di warung makan ayam goreng. Karena ada suatu kendala, pemilik rumah makan ini tidak bisa meneruskan usahanya. Melihat peluang tersebut, Ahmad akhirnya memutuskan untuk melanjutkan usaha tersebut. Ahmad memulai usahanya menjadi penjual ayam goreng.

Berbagai cobaan dan masalah pasti ditemukan Ahmad saat berjualan ayam goreng. Ia bercerita bahwa ada saja orang yang tidak membayar pesanannya setelah makan. Namun, Ahmad berpikiran positif jika orang itu benar-benar lupa. Tak sedikit juga orang-orang yang lupa untuk membayar, keesokannya kembali untuk membayarkan makanannya. Ahmad selalu sabar dan tidak pernah mengeluh. Bagi Ahmad, rezeki sudah ada yang mengatur.

Meskipun hidup dengan pendapatan yang pas-pasan, Ahmad tidak pernah lupa untuk membagikan rezeki yang ia punya. Setiap harinya, Ahmad rajin berdonasi untuk bantu orang-orang yang sakit atau pembangunan masjid. Di tengah kesibukan berjualan, ia bisa dengan mudah membantu orang lain dengan cepat. Meskipun sedikit demi sedikit, Ahmad percaya bahwa bantuan yang ia berikan akan bermanfaat untuk mereka yang membutuhkan.

Ahmad tidak pernah takut kekurangan karena telah berdonasi. Menurut Ahmad banyak orang yang ingin berbagi tetapi selalu mengulur-ulur waktu. Jika ia menunggu sampai rezekinya berlebih, ia tidak akan pernah mulai untuk berdonasi.

“Kalau mau berbagi nunggu sampe rezeki berlebih kayaknya susah, soalnya kita kan gak pernah tau umur kita sampai kapan.” ujar Ahmad

Berbagi itu dapat menguntungkan berbagai piha, banyak orang yang terbantu dengan pemberian kita yang seadanya, dengan begitu PureHeart membantu orang-orang berbaik hati yang ingin mendonasikan penghasilannya untuk kebaikan anak-anak Indonesia dengan hal yang lebih bermanfaat dan berguna. Untuk itu PureHeart dengan sistem aplikasi blockchain yang membantu donatur mudah dalam mengetahui proses pengelolaan dana bantuan kepada anak-anak yang membutuhkan dengan sistem tracking yang realtime. Tidak perlu lagi takutnya dana yang disalah gunakan pihak tidak bertanggung jawab.  Yuk lihat info selengkapnya mengenai PureHeart disini https://pureheart.ledgernow.com/