Posted on

Sekolah Berkat PureHeart

Bel sekolah berbunyi, semua anak-anak sibuk berlarian masuk kedalam kelasnya, ada yang menyapa temannya dahulu sebelum ke kelas atau bercanda ria di depan kelas sebelum guru datang. Semuanya terlihat bersemangat di pagi Kamis ini, tidak ada beban bagi mereka karena pelajaran yang masih ringan di jenjang sekolah dasar. Guru-guru mulai keluar dari ruangannya menuju kelasnya masing-masing, anak-anak mulai bubar masuk ke kelas dan duduk rapi di kursinya masing-masing. Itulah pemandangan Dewi setiap paginya, Dewi adalah anak berumur 10 tahun yang menginginkan bersekolah seperti teman-temannya yang lain, namun karena berasal dari keluarga yang tidak mampu dan hidup bersama ibu dan 3 orang adiknya, bapaknya meninggal saat ia masih kecil. Dewi terpaksa harus putus sekolah karena terbatasnya keuangan keluarganya yang harus dibagi dengan adik-adiknya. Dewi yang setiap paginya mengumpulkan botol-botol bekas sebelum waktunya truk pengambil sampah datang, terkadang ia menyempatkan waktunya untuk berhenti didepan SD sekedar untuk melihat-lihat pemandangan bahagianya anak-anak seumurannya bercanda ria sebelum masuk kelas. 

Meskipun hatinya sedih atau cemburu melihat teman-temannya itu, Dewi tetap berusaha positif ia menjadikan hal tersebut sebagai motivasinya untuk bekerja keras dan menghasilkan banyak uang untuk dapat membiayai sekolahnya dan adik-adiknya. 

Dewi sehari-harinya bekerja membantu ibunya, mulai dari membantu memasak kue yang akan dititipkan di kantin-kantin sekolah, mengumpulkan botol-botol bekas yang akan di jualkannya di pasar-pasar dan kegiatan lainnya yang dapat menghasilkan uang. Meskipun umurnya yang terbilang cukup muda, Dewi sangat dewasa dalam menghadapi kehidupannya, ia tidak pernah mengeluh kepada ibunya atas takdirnya, rasa sayangnya yang besar kepada ibunya membuat ia semakin bersemangat membantu pekerjaan ibunya, terkadang ia juga menjaga adik-adiknya yang masih kecil. 

Dewi bercita-cita menjadi guru, menurutnya guru adalah sosok yang keren dengan segudang ilmu yang dimilikinya. Dengan menjadi guru Dewi berharap ia bisa memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak di kampungnya, begitulah impiannya. 

Di Indonesia sendiri masih banyak di beberapa daerah yang pendidikannya tidak merata, anak-anak Indonesia yang kurang mampu yang harus merelakan keinginannya untuk mendapatkan pendidikan secara gratis. Rezeki atau terkabul doa-doanya Dewi dan beberapa teman senasibnya mendapatkan donasi biaya pendidikan gratis melalui PureHeart. Melalui donasi ini Dewi dan teman-temannya diberikan kesempatan untuk masuk ke sekolah lagi seperti biasanya dengan gratis, rasa syukur Dewi atas segala usaha dan keikhlasannya terjawab. PureHeart adalah salah satu aplikasi donasi pendidikan menggunakan sistem teknologi Blockchain yang memiliki sistem yang transparansi dan traceability sehingga para donatur dapat mengetahui setiap kegiatan PureHeart yang telah didonasikannya dalam membantu anak-anak Indonesia untuk menjadi penerus bangsa yang berpendidikan dan sukses. Untuk informasi lebih lanjut mengenai PureHeart klik link berikut ini www.pureheart.ledgernow.com

Dengan adanya pendidikan bersama PureHeart ini, Blockchain ternyata banyak membantu kebutuhan Dewi dan warga-warga sekitar, mereka dikenalkan dengan istilah blockchain untuk pasien rumah sakit, dengan menggunakan sistem ini ternyata tidak perlu lagi antrian panjang mengurus administrasi rumah sakit yang melelahkan, cukup dengan menggunakan sistem blockchain yang memiliki transparansi data yang tidak mudah diubah-ubah secara sembarangan oleh orang-orang, dengan sistem aplikasi ini warga menjadi mudah mengunjungi rumah sakit untuk berobat dengan mudah. AELL adalah aplikasi berbasis blockchain yang memberikan kemudahan pasien rumah sakit untuk merekam history nya dengan menggunakan satu aplikasi yang sudah terhubung dengan rumah sakitnya. Klik link berikut untuk untuk informasi selengkapnya www.aell.co