Posted on

Sebuah Asa Dari Ijul

Ijul seorang anak difabel yang tidak dapat menggerakkan kaki dan tangan kirinya, ia merupakan salah satu contoh anak difabel di Indonesia ini. Ijul memang mempunyai keterbatasan secara fisik, namun tidak pada otaknya. Mengapa demikian? karena dirinya menguasai lima bahasa asing antaranya Bahasa Prancis, Jerman, Mandarin, Jepang dan Inggris. Ijul memiliki otak yang cepat menyerap informasi-informasi baru, inilah yang menjadikan dirinya cepat berkembang ditengah keterbatasan fisiknya. Hal yang membuat dirinya terus bersemangat dalam belajar adalah dukungan dari kedua orang tuanya. Menurutnya dirinya tidak akan sampai ke detik ini jika tanpa di support oleh kedua orang tuanya.

Bukan hanya menguasai lima Bahasa saja, dirinya juga pernah menjuarai karya ilmiah yang diadakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Awalnya dia merasa dirinya tidak berkompeten dalam mengikuti kegiatan ini, Ijul juga merasa tidak percaya diri karena menurutnya masih banyak orang lain yang tulisannya jauh lebih menarik dari miliknya, namun disinilah peran orang tua Ijul, mereka terus menyemangati dan membangkitkan rasa kepercayaan diri anaknya. Berkat semangat dari orang yang dia sayangi dirinya pun akhirnya memberanikan diri untuk mengikuti lomba karya ilmiah tersebut dan hal yang tak di duga-duga pun terjadi. Dia menjuarai karya ilmiah tersebut, awalnya dia merasa ada kesalahan dalam penilaian juri namun setelah dikonfirmasi oleh orang tuanya ternyata tidak ada kesalahan dalam penilaian. Menurut pihak juri, Ijul menang karena karya ilmiah yang ditulis menarik dan penelitian miliknya belum banyak dikembangkan sehingga para juri merasa tulisan milik Ijul layak untuk menjuarai kompetisi tersebut.

Orang tua Ijul merasa bangga akan prestasi yang Ijul dapatkan, mereka juga tidak mengira ternyata apa yang mereka lakukan merupakan langkah besar untuk merubah kehidupan Ijul. Karena memenangkan karya ilmiah tersebut Ijul mendapatkan penghargaan dan juga membawa uang tunai yang jumlahnya cukup besar. Ijul berpesan kepada orang tuanya bahwa setengah dari uang yang dia dapatkan dari menang perlombaan akan didonasikan kepada anak-anak difabel diluar sana yang kurang beruntung. Baginya berbagi untuk anak-anak sepertinya adalah hal yang harus dilakukan, Ijul berdonasi melalui aplikasi Pureheart. Menurut Ijul aplikasi ini aplikasi yang paling tepat untuk berdonasi, mengapa demikian? karena Ijul percaya Pureheart telah membangun anak Indonesia yang berkebutuhan khusus dan yang membutuhkan.